Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

lagi , 48 menit dengan ummi…



Ngomong lewat handphone dalam waktu yang lama, Kebiasaan yang entah sejak kapan muncul, yang penting bukan sejak SMP karena teleponnya masih gantian buat seasrama. Dan sejak di bale, kebiasaan itu berkembang dengan pesatnya, dicurigai sih predispose factor-nya karena sekamar dengan orang-orang yang juga rajin menelepon orang tuanya dengan waktu yang lama. Kalau ada yang sudah asik ngomong dengan ibunya yang nun jauh di pulau sumatera, meski gak selalu tapi lumayan sering kita bertiga jadi sama2 menelpon dengan gaya dan logat masing-masing dengan satu bahasa, BAHASA MINANG, hahaha
Dan kemaren juga begitu, eh gak ding, yang ditelpon yaya sendirian, trus teman yang lagi nemenin makan jadi makan sendiri, sedang yaya makan sama ummi ditelpon… hehe kayaknya terlalu sering begitu deh…
Dan apa yang dibilang oleh Ummi saat itu intinya tentang bersyukur, risk factornya gara-gara ya cerita panjang sebelumnya tentang SOOCA ke ummi, etiologinya ummi emang suka membantu Yaya membuka pikiran lebih luas dengan cara bercerita yang panjanggg dan nyerempet kemana-mana.
Ummi cerita banyak hal, banyaaakkk sekali, salah satunya bersyukur dengan kenikmatan yang udah ya terima selama ini, keberadaan ayah dan ummi.
 Dari kecil ayah dan ummi juga udah sibuk, meski tidak sesibuk sekarang….. tapi lumayan dari kecil udah terbiasa ketemu ayah ummi, sore atau malam dan berpisah lagi paginya. Jadilah sepanjang siang setelah pulang sekolah sampai sore 2 bocah, yang notabene saya dan adik saya mengusai rumah, dengan bertengkar, bermain dan bertengkar lagi, dan diakhiri dengan duduk2 di beranda depan rumah menunggu ummi pulang seperti anak hilang.
Meski begitu ada hal yang ya sadari yang special di masa SD ya. Ayah hampir selalu ada dirumah setiap shalat. Minimal shubuh, maghrib , dan isya’. Selalu menjadi imam tiap shalat. Meski laki2 disunnahkan untuk shalat di mesjid, meski baru saja dinas di luar kota ayah selalu berusaha untuk sholat dirumah, mengimami keluarga kecil kami ,mengajari anak-anaknya untuk sholat, berzikir dan mengenal Allah. Hal ini ya berapa tahun belakangan, ternyata sangat special, tidak semua anak merasakannya. Sejak ya jauh dari rumah. Meski selepas SD ya lebih sering jamaah di mesjid karena emang di asramakan, sholat berjamaah di rumah dengan menjadi salah satu hal yang ya tunggu di rumah.
Saya kecil tidak pernah kehilangan sosok ayah dan ummi karena quality time yang mereka sediakan. Meski ya sadari ayah dan ummi gak hobi jalan-jalan jadi tiap liburan kami selalu menghabiskan waktu buat silaturrahim ke keluarga ayah di padang. soal bermain ke pantai, gunung, danau, atau Rajang (sungai) itu saya dengan adik lebih sering ikut rombongan sepupu2 sekaligus tetangga, berhubung ayah dan ummi lebih suka menghabiskan waktu senggang dengan istirahat di rumah. Ya, baru-baru ini saya sadari, itu adalah liburan yang paling menyenangkan bagi mereka setelah seminggu berkutat dengan segala kesibukan pekerjaan.
Dibalik semua itu, seperti semua anak lainya, bagi mereka orang tua mereka adalah orang tua terbaik di dunia. begitu juga dengan saya, ayah ummi adalah orang tua terbaik. yang menceritakan kisah lucu sebelum tidur, yang mengajari keberanian, ikhlas, syukur, kebahagiaan.
Dan sampai saat ini, mungkin… saya masih my daddy little girl. Masa pas ya bilang ke ayah kalau ntar siang mau main ke kebun binatang, pesan ayah.. ati-ati yo nak, jan paneh-paneh, beko damam. Mau gak mau denger ya meringis sendiri mendengar pesan itu. Merasa seolah diperlakukan kayak anak kecil. (ya iyalah mainnya aja ke bonbin). Padahal menurut slide lecture tahun lalu seharusnya saya  sekarang sudah adult, eh atau masih adolescent ya??  tapi kemudian ya sadar, Meski sangat sering ayah mengajarkan banyak hal untuk menjadi dewasa… mungkin bagi ayah tidak ada yang berubah, ya tetap anak gadis kecilnya yang, tidak boleh digigit seekor nyamuk pun….
TERIMA KASIH AYAH..
TERIMA KASIH UMMI…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS