sms ayah....
Singgalang, Sabtu, 03 Desember
2011
|
SMS Seorang Teman
|
Khairul Jasmi
“Assww, hamba tidak sekuat Ibrahim AS, yang ikhlas luar biasa tatkala Allah SWT mau ambil anaknya Ismail yang baik, cakap, saleh dan cerdas. Tapi agaknya pandangan Ibrahim terhadap anaknya mungkin seperti pandanganku terhadap anakku Wildan Mujahidil Khudri. Wildan santun, baik hati, penyayang, penolong, menjaga hati orang lain, saleh, sifat-sifat yang diwarisi dari uminya, istriku tercinta. Dia motivatorku, inspiratorku dan investasi bagiku. ternyata setelah 17 tahun dia bersama kami, dia diambil oleh Yang Maha Memiliki, mudah-mudahan dia jadi investasi akhirat kami, sekarang obsesi tertinggi berkumpul bersama dia di jannah yang tinggi” Saya lama terdiam setelah membaca SMS, Khudri ini. Wartawan Singgalang dan salah seorang pejabat di Agam itu, baru saja kehilangan anak bujangnya. Ia meninggal dunia, setelah sebuah mobil pecah ban menabrak anaknya yang sedang naik motor. Khudri menggambarkan kepribadian anaknya dan menyatakan semua itu pantulan dari sifat uminya, ibundanya. Hari ini, nyaris tidak ada lagi orang memanggil umi pada ibunya. Umi dari bahasa Arab yang berarti ibu. Hari ini, tentulah ibu, mama, mami atau bunda, tergantung mana yang enak menurut keluarga itu. Saya tidak mengambil kesimpulan bahwa umi atau bunda atau yang lain lebih hebat dari panggilan lainnya. Yang menarik justru saat-saat menjatuhkan pilihan. Panggilan pada orangtua tidak ditetapkan oleh anak, tapi oleh orangtua itu sendiri, seperti juga nama. Saat menjatuhkan pilihan itu, biasanya terjadi diskusi antara suami dan istri. Akan halnya anak Khudri yang telah tiada itu, memanggil umi karena diajari sejak kecil. Saya juga diajari oleh umi saya memanggilnya Ummi, hingga sekarang, anak saya pun memanggil Ummi pada umi saya. Seharusnya nenek. Selain panggilan umi, saya juga lama terdiam oleh beberapa kata dalam SMS Khudri tersebut. Inilah untuk pertama kali saya menerima SMS semacam itu, meski sebelumnya ada juga teman saya kehilangan anaknya. Ada kesan kuat dalam SMS tersebut, Khudri dengan sigap dan sepenuh hati meyakini semuanya atas kehendak Allah. Dia memang alim, terutama sejak beberapa tahun belakangan. Shalatnya lama, doanya panjang, berbeda dengan saat kuliah dulu, bandelnya minta ampun. Saat takziah ke rumah duka, saya menyaksikan Khudri tampil sangat dewasa, sesuatu yang membuat saya menjadi kecil tiba-tiba. Istrinya, bukannya berurai air mata, tapi menyesali, bahwa ia tak sempat menghidangkan minuman untuk kami. Saya menguping, seorang pejabat Agam berbicara. Ketika istri si pejabat menelepon istri Khudri. “Istri dinasihati agar tabah, luar biasa tabahnya dia,” kata si pejabat. Ia kagum atas sikap istri Khudri tersebut. Saya berpikir ulang tentang sebab-sebab kematian. Ajal memang tak bisa dicampuri oleh siapa pun. Tapi sebab musababnya bisa kita diskusikan. Anak teman saya itu meninggal dunia, karena kecelakaan lalulintas. Indak dapek sarampang padi batuang dibalah ka paraku indak dapak sakahandak ati kandak Allah nan balaku Khudri akan ditunggu anaknya di surga. (*) |
wildan mujahidil khudri (versi ayah)
Pulangnya Pemuda Surga; Ketika lahir sendiri (tanpa bidan) 31 Oktober 17 tahun lalu siang pukul 12.00 siang kakaknya Ghaniyyatul Khudri (yaya) meneriakkan kepadaku yang bergegas menuju rumah kami, "yah, adik yaya lah lahia, laki-laki , putih, rancak!" Aku bahagia dan bersykur, setelah ku azankan, aku buka Alquran, kutemui kalimat "Wildan Mukhalladun" terjemahannya Anak Muda Sorga Yang Tetap Muda. Hati ini tergerak mengambil kalimat itu untuk jadi nama putra ku yang baru lahir. Nama itu aku tambahkan dengan Mujahidil, dengan doa dia akan menjadi pejuang kebaikan. Kami didiklah ia dengan penuh suka cita, Wildan tumbuh dan berkembang, kami bertekad anak-anak harus dibekali dengan 'spirit' keilahian. Kami salat berjamaah, nyaris setiap waktu. Tamat Sekolah Dasar Wildan masuk pesantren Sabbihisma, tiga tahun belajar tingkat SMP Islam yang telah menanamkan dasar keilahian, test ke SMA Padang Panjang, namun lulus di SMA Cendekia, tapi Wildan memilih di SMA 2 Lubuk Basung karena sangat ingin berdekatan dengan ayah dan uminya. Selama hampir tiga tahun Wildan bersama kami, hari-hari rutinpun kami lalui, ada ceria, bahagia, ketawa, garah-garah, kadang cemberut bahkan bentakan ayah dan uminya, namun kami mengira Wildan adalah masa depanku, dia investasi kami. Sejak SMP aku sudah melebihan Wildan, masuk 10 besar di kelas IPA, tapi Wildan bukan itu prestasi Wildan yang sesungguhnya. Dia anak yang disukai banyak sahabatnya, walau awalnya aku tidak percaya dia bilang punya banyak 'fans', dia anak yang sopan dan suka senyum, suka menolong dan bersahabat lintas kelas, dia imam salat zuhur dan salat, Wildan sering mengomandoi kawan-kawan untuk salat, entah apa lagi cerita yang disampaikan kepadaku.. Diantara cerita yang mencengangkan adalah, jelang meninggalkan sekolah untuk kekantor camat Lubuk Basung rekam KTP, Wildan menyalami kawan-kawan jurusan IPS sebanyak empat kelas dan kemudian pergi sambil melambaikan tangan , daaag... Wildan Pai Lai Yo....!, Ternyata Wildan tidak pergi begitu saja, dia pamit baik-baik, termasuk dengan aku ayahnya, setiap selesai salat jamaah sebagaimana biasanya, tanganku dicium dan aku membalas dengan mencium kepala sambil memeluk tubuh mungilnya. Namun dua minggu terakhir pelukanku dibalas Wildan dengan pelukan yang penuh arti, terasa nyaman di hati ini... Wildan sayang.. ayah dan umi sangat ikhlas nak.. Allah pasti lebih sayang padamu....,Selamat Pulang Pemuda Sorga, lambain tangan ribuan? atau ratusan pelayat melepasmu bak seorang mulia nak...Sampai Jumpa... Ayah, Umi, Yaya merinduimu,, tunggu kami ya...? Syahidmu akan me lempangkan jalan semua , saudara, keluarga, sahabat, guru, semua orang yang bersimpati padamu menuju Haribaan Allah..Amiiin... Ya Rabbal aalamin..
wildan mujahidil khudri (versi kakak)
wildan SMP |
wildan ramadhan 2 tahun lalu |
wildan dengan 2 dengan 2 sepupunya |
always the way he is |
dengan senyum nakalnya |
wildan saudara laki-laki yaya |
pemuda sorga |
Add caption |
his smile.... |
tepat 1 tahun sebelum wildan menuju penciptanya (found this in his friend blog's) |
his last message to me |
in his birthday |
status fb wildan (found it in his friend blog's) |
aku pengen Pacaraaannn...!!!!
(copas dari alif, saudaraku 1 dari 60 bintang)
Diary Perasaan Alif Terhadap Sesuatu yang Bernama Cinta
Dalam tulisanku yang perdana –dalam masalah cinta- ini aku ingin terus terang kalau aku ingin merasakan fase remaja dimabuk asmara atau lebih populer dengan sebutan pacaran.
AKU PENGEN PACARAAAAN! Tapi aku punya permasalahan dengan kalimat barusan. Pacaran bukanlah jalan yang aman untuk ditempuh, karena kita sama-sama tau kalau pacaran bukan budaya muslim dan dilarang oleh agama kita, Islam rahmatan lil ‘alamin.
Siang tadi, saat latihan Karma di Ladang Kurusetra (pentas untuk FKI 2011 di Solo), aku melihat dua pasang sejoli yang sedang bercengkrama, mereka adalah Sammy & Martina dan Ira & Oji. Sepertinya asik ya kalau pacaran. Bisa pegang-pegangan, ada yang ngasih semangat, ada yang memperhatiin, ada yang selalu disamping kita saat dibutuhkan, ada yang menguatkan saat kita sedang down, tempat berbagi, tempat melepas resah dan gundah, dan berbagai alasan (pembenaran) lainnya.
Tidak dapat dipungkiri, tentu saja sebagai pria yang normal, seorang pria yang memiki kromosom XY, aku menyukai sesosok makhluk yang diciptakan dengan kelemahlembutan dan keindahan, yaitu wanita. Tapi permasalahannya adalah bagaimana caraku untuk menyalurkan perasaan cintaku itu pada sesuatu atau seseorang, padahal kita atau kami belum punya ikatan apa-apa.
Secara teknis Islam hanya membenarkan hubungan dua insan non mahram ikhwan dan akhwat dalam satu ikatan yang disebut dengan PERNIKAHAN.
Nah, ngomong masalah pernikahan, kita juga sudah sama-sama tahu, pernikahan itu punya hukum masing-masing, dilihat dari situasi dan kondisi.
Halal apabila udah nggak tahan dan sudah mampu nafkahin anak orang Sunat jika masih mampu nahan, tapi dah tergolong mampu dalam menafkahi pasangan Makhruh jika udah kepengen, tapi belum bisa ngasih nafkah ama pasangan Dan haram jika nikah dg niat menyakiti pasangan
Jika dilihat dari sudut kemanusiaan, aku masuk ke dalam kategori makhruh, dan harus melakukan apa yang sudah dibilang dalam hadist yang diriwayatkan oleh om Bukhari:
“Wahai segenap pemuda, barangsiapa yang mampu memikul beban keluarga hendaklah kawin. Sesungguhnya perkawinan itu lebih dapat meredam gejolak mata dan nafsu seksual, tapi barangsiapa yang belum mampu hendaklah dia berpuasa karena (puasa itu) benteng (penjagaan) baginya” (HR. Bukhari)
Berarti, tentu saja aku harus berpuasa agar gejolak dalam jiwa nggak lepas kesana kemari kayak anak Alay (lho?). akhirnya ku coba untuk berpuasa. Hm... puasa ternyata ampuh juga.
Setelah nafsu ku berhasil ku kendalikan, akhirnya Alif Rahmadanil ini bisa bertahan untuk tidak pacaran. Alhamdulillah ya, sesuatu...
Tapi, pada saat hati sudah mulai terjaga, saat mata hanya tertuju pada foto yang ada di dinding kamar (lho? Kok?) saat tidak ada yang bisa menggoyahkan hatiku, Ternyata mahasiswa baru angkatan 2011 di jurusan Teater, berhasil menjebol pertahananku. Dia bernama Kresna, seorang Katholik yang taat, dan punya kepribadian yang baik.
PERLU DIGARISBAWAHI!!! Ini hanya sekedar suka belaka. Beda dengan Cinta. Kalau cinta, itu mutlak, Insya Allah,dengan izin Allah, ndak ado nan bisa manggoyahan hati wak do ka cinta wak do, dan Insya Allah ndak ado satu wanita pun yang bisa menggeser kedudukan dirinya di hati denai. Hehehe
Saat kresna masuk ke kehidupanku, rasanya biasa-biasa aja, sampai suatu ketika terjadi perbincangan antara diriku dengan seorang teman
Teman : eh, lif kamu dah punya cwe blum?
Aku : belum?
T : diantara anak baru, ada yang kecantol di hatimu nggak?
A : maksudnya? Sekedar suka gitu?
T : iya.
A : ada sih, dia tu cewek yang imut2, mungil, dan berkacamata, rajin pula
T : kresna ya?
A : iya. Tapi aku hanya sekedar suka lho...
Sejak saat perbincangan itu, di kampus, aku sering dipanas-panasi masalah Kresna. Sampai suatu hari, ternyata Kresna udah ditembak duluan oleh Rizky (Anak Etnomusikologi ‘08). Teman2 malah berpikiran aku nggak gentle karena nggak mengungkapkan perasaanku terlebih dahulu kepada Kresna sebelum Rizky mendahului. Masalah ini ternyata juga sampai ke telinga dosen... wah, parah, tiap ketemu aku langsung dikasihani gitu, soalnya “KASIHAN ALIF, CINTANYA BERTEPUK SEBELAH TANGAN”. Duh, padahal perasaanku itu nggak segitunya kalee....
Tapi hal yang berbeda kurasakan sejak aku di “angek-angekan” bersama kresna. Aku jadi sering salah tingkah di depan adik kelas yang lain.
Ck... dasar emang susah ngomong masalah perasaan ama teman yang suka ngegosip, apalagi kalau masalah suka sama adik kelas.
Jadi, aku baru saja merasakan sedikit sensasi hubungan (kalo di pesbuk terdapat istilah in relationship with...)yang sangat mengganggu jiwa.
Hikmah yang ku dapat dari kejadian itu adalah saat hati sedang bergejolak, jika lengah sedikit saja, Syetan dapat dengan mudah menarik rasa suka kepada lawan jenis menjadi NAFSU. Untuk nasfu sendiri, itu bukan hanya nafsu seksual, tapi juga nafsu untuk memiliki, nafsu ingin diperhatikan, nafsu ingin disayang, dll.
Soal hubunganku dengan Kresna cukup hanya sebagai contoh saja. lagian kita nggak se-iman kok, pacaran ama yang se-agama aj udah susah, apalagi pacaran sama yang nggak se-iman. Ya malah lebih ribet.
Tapi dalam hati yang terdalam aku tetap ingin merasakan bagaimana sih rasanya punya pacar (walaupun saat SMP udah pernah pacaran ama Nurliana selama 3 bulan). Mungkin saja Allah tidak memberiku kesempatan saat ini dan akan memberi kesempatan kepadaku untuk merasakan nikmatnya pacaran setelah mengucapkan janji suci berupa ijab kabul di depan penghulu nanti? Wallahu’alam bissawab.
YANG PENTING SAMPAI TULISAN INI DISELESAIKAN, ALIF MASIH GALAU...
HUHUHUHUHU.... TOLONG SAYA...
Kamar Kos, 11 Oktober 2011 pukul 22.46
Sambil mendengarkan lagu Sheila on 7
“PEMUJA RAHASIA”
nasehat dari ayah
Yaya sayang...
Yaya sayang... ayah masih sngat ingat, ketika pertama kali antar yaya ke Pesantren, sungguh sangat tidak tega meninggalkan yaya kecil yang baru saja tamat esde yang entah diuus oleh siapa, kecuali hanya tawakkal kepada Allah sehingga ayah dan umi mendapat keyakinan bahwa kami telah menitipkan anak kami ke tempat yang tepat. Alhamdulillah yaya kami berkembang wajar, apalagi yaya telah mampu menghafal juz 30, Alhamdulillah....
yaya hanya bisa mengusahakan sebaik mungkin
sebagai rasa syukur pada Allah
untuk ayah sebaik ayah
untuk ummi sebaik ummi
dan untuk wildan yang paling ya sayang
untuk keluarga besar yang selalu mendukung dan membantu...
untuk guru-guru yang mengajarinya tentang ilmu logika, kehidupan, dan ilmu akhirat.....
dan untuk doa-doa mereka, untuk harapan mereka, dan untuk kasih sayang mereka...
terimakasih ayah....
yaya sayang ayah....
My Little Bro
me and bro in the middle |
he with his proundly jacket |
it just dust not a star yet #2
itu dia si vinna, duduk di meja sambil mengoyang-goyangkan kakinya |
me and vinna after one year |
just me, not aldebaranIQ yet #1
Padang Panjang? Siapa bilang aku mau ke kota itu, terlalu jauh…. Meski sudah merantau selama 3 tahun ke kota Padang, kota itu adalah kota kelahiran ayahku. Lagipula ayah sering pergi ke padang apakah untuk urusan dinas atau keluarga, dan yang paling penting untuk perjalanan ke Padang tidak akan membuat perutku mual karena tidak ada belokan sekaligus tanjakan yang berderet sepanjang perjalanan.