It’s not too late to write about us right? Ranger..? ;)
KKNM Unpad.
Kuliah Kerja Nyata Unpad.
Gak seperti
kebanyakan teman-teman lain yang pertama kali mendengar kata KKN bawaannya
langsung males, ngebayangin bakalan di berada di tempat terisolir jauh dari
hiruk pikuk kampus dan jatos yang superterkenal itu, saya malah excited buat
KKN sejak tahun 2, apalagi setelah mendengar cerita senior-senior. Bayangan(dan
harapan) saya buat KKN, --yang katanya punya tema belajar pada masyarakat---,
akan seru. Pergi ke kebun memetik sayur dan buah, dan sorenya main ke pantai.
Haha, namanya juga harapan.
Dan jreng...
saya dan teman2 dengan sangat polosnya saat itu memilih indramayu saat memilih
desa pilihan, berbekal google map yang mengatakan bahwa desa indramayu terletak
di dekat pantai, dan touchscreen pun disentuh diantara ruangan RSHS yang sinyal
Edge/HSPA hilang bergantian, “desa Parean Girang, kecamatan Kadanghaur, Indramayu”.
Dan yeay...
Turun dari
bus.. hawa panas menampar, silahkan terima kenyataan bahwa desa KKN anda bukan
desa impian seperti di FTV-FTV. Ini pantura, Bung!
Perjuangan
dimulai dari hal paling awal, yaitu menggeret koper yang kalau dibawa k bandara
pasti udah kena cas tambahan. Terobang ambing dengan rumah yang berjauhan
dengan kualitas yang lumayan membingungkan untuk dibedakan, akhirnya kami para
kaum kartini-kartini perkasa, memutuskan untuk memilih rumah kedua, yang
ternyata menjadi icon dan saksi bisu para rangger GiranG.
Sedikit
perkenalan, rumah yang kami tempati cukup lengkap ada, TV, kipas angin, lemari
es, kompor gas, dan AC alami dari celah2 dinding. Semua alat elektronik ini
tidak bisa dihidupkan dalam waktu bersamaan, apalagi jika ditambah dengan hp
boros baterai yang selalu harus di charge, salah kan aplikasi gratis bejibun
yang selalu mengupdate diri sendri. Ada pemandangan sungai di depan rumah,
dihiasi dengan pohon kelapa, perahu dan pacilingan.
Tidak kenal dengan kata pacilingan? itu adalah jamban umum yang bermuara ke
sungai. Jangan lupakan dinding rumah yang lumayan terkenal karena selama 2
minggu pertama, dinding selalu diteriakin “Awas Dinding Rapuh!”, dalam versi lebaynya
mungkin serpihan-serpihan semen, pasir dan bata yang berjatuhan akibat tertiup
angin, tersenggol pakaian, atau sengaja dipukul karena emang lagi freak, bisa
dipake buat bikin rumah lagi.
Menyesal?
Mengeluh? Sepertinya tidak.. meski butuh waktu untuk beradaptasi dengan nyamuk
dan mikroorganisme yang menyebabkan gatel-gatel sehingga tidak ada yang berani
tidur diatas kasur dalam kamar dan malah membangun lapak di ruang tengah.
Setiap satu jam di hari pertama saya bolak balik dari kamar-sofa dan tidak
mendapatkan feel tidur malam itu. Atau dengan bak mandi yang disalahkan sebagai
penyebab gatal-gatal salah seorang teman kkn. Masih sangat bersyukur karena
saya hanya akan berada disana selama 30 hari, tidak harus tinggal disana
sendirian, selama bertahun-tahun tanpa saudara, dan masih menginjak usia remaja
seperti pemilik rumah.
Makan malam
pertama dipersembahkan oleh produk paling membanggakan indonesia, indomie rebus
kari ayam. Memasak menu seserhana itu dengan porsi 19 orang, 1 kompor gas dan
panci kecil untuk pertama kalinya cukup menantang ternyata, masih ingat betapa
tebelnya endapan dari sisa rebusan mie bercampur dengan serpihan-serpihan kulit
telor di dasar panci. Okey itu hari pertama, hari pertama yang heboh habis.
Bayangin aja, yang cewe langsung ada yang merasa perlu mandi bareng karena
perasaan mereka yang langsung ketakutan. Kedekatan yang terlalu cepat menurut
saya, padahal sebelumnya mereka beda fakultas baru ketemu beberapa kali, tapi
itu awal yang baik sepertinya. Paginya bangun dengan tangan, kaki dan wajah
bengkak-bengkak lebam, bengkak karena digigit nyamuk, lebam karena ditabok
teman pas lagi tidur dan bagi yang beruntung ada yang dipeluk, dikirain guling.
Besoknya
makan pagi masih ditemani oleh siaran pagi dari 1 dari 3 stasiun tv yang dapat
ditanggap oleh receiver disana, suasananya masih terlalu asing, para cowok makan dengan porsi cewe dan para
cewek makan dengan porsi kucing.
Times fly..
Hari-hari
dipenuhi dengan bangun pagi yang dikuti dengan antrian kamar mandi dengan berbagai
macam tema, beralma-ria menjelajahi kantor desa, posyandu demi posyandu, rumah
ke rumah, setelah terkapar beberapa menit menuju tengah hari. Para pejuang
perut mengganti seragam keren mereka, yang ---sempat disalah artinya oleh
anak-anak disana ketika melihat segerombolan mahasiswa berjas almamater sebagai
artis masuk kampung--- dengan baju rela berkorban untuk menjelajahi pasar
kampung yang ‘agak’ becek dan penuh dengan rakyat imut-imut seperti tikus,
kecoa dan anak-anal kucing. Pasar ini sempat menjadi kebutuhan primer pada
minggu-minggu pertama setelah indomaret yang jaraknya bisa ditempuh dengan
berguling sebanyak 20x dari pintu rumah kontrakan cowok.
Secara
serempak dalam waktu singkat kita sudah mulai mengetahui hal janggal yang
tersimpan dibalik masing-masing mahasiswa aneh ini. Ada yang ternyata tidak
bisa makan pedas sama sekali, ada yang suka sparing tinju sama dinding yang
kekuatannya masih diragukan, ada yang suka sekali menjadikan kucing sebagai
model dalam berbagai pose dari pada temannya yang sudah berpeluh-peluh
menangani posyandu, ada yang suka beli lama-lama di indomaret menganalisa semua
hal selama beberapa dekade dan kemudian keluar dengan sebotol susu, hanya
sebotol susu, eh itu ternyata masih satu orang ding, sebut saja namanya bung!
Bung! Yang mendapatkan penghargaan ter-freak seParean Girang ini sedang dicalonkan
maju untuk pemilihan orang terfreak se ASEAN.
Ada yang
pasrah saja menjadi objek foto dari beberapa sudut dengan latar belakang sungai
yang ‘sangat indah’ dan berakhir seperti badut ancol yang membuat anak-anak
datang untuk berebut foto bareng, nilai plus disini, bukan Cuma bocah yang
tertarik, tapi juga nenek-nenek mereka. Ada yang dinobatkan sebagai fotografer
yang sangat sering menjepret sana sini tapi setelah filenya dibuka di sebuah
laptop, jumlah fotonya kalah oleh jumlah alat elektronik yang bisa digunakan
ketika rice cooker dalam posisi ‘cooking’ baiklah ini lebay. Ada yang awalnya
saya kira aa-aa bus kkn, dan ternyata teman kkn yang menduduki rangking terdua
jarang menghadiri kumpul praKKN, akhirnya berhasil membuka usaha dengan
kolaborasi bernama TSM yang kemudian gulung tikar di tengah jalan. Ada yang
sering menghilang, bisa karena ketiduran, atau ngebolang gak bilang-bilang,
atau karena pulang dan baru kembali ke desa KKN setelah mahasiswanya berganti
dan datang dengan membawa sekantong tahu sumedang plus lapis legit. Ada yang tidak pernah lepas dari gadgetnya
yang lebarnya mengalahi remote TV kemana-mana, dan sering tiba-tiba ditemukan
tertidur didepan kipas angin saat tidak ada yang tertidur selain dia. Ada yang
tertawanya yang bisa lulus seleksi film horror bergenre komedi, dan sempat dicurigai gak bawa baju ganti buat
sebulan karena memakai baju yang sama selama berhari-hari, setelah di inspeksi
lebih jauh ternyata itu adalah baju berbeda dengan warna yang sama, tapi
bergradasi dari hitam pekat, hitam kopi, hitam sungai, dan hitam dongker. Ada
yang tidak bisa menahan dirinya untuk terlalu berekspresi maksimal di depan
kamera sehingga setiap hasil foto yang keluar tak jarang mengundang tawa atas
kealayannya. Ada yang menyebut risoles dan mie sosis sebagai main dish karena
ternyata dia sangat suka cemilan dan selalu bertingkah childish sehingga berada
di hierarki paling rendah dalam susunan keluarga yang sudah dibentuk, tragis
memang, dipanggil dengan sebutan ‘nak’ ketika dia masuk ke jajaran ’91 oleh
seseorang yang kelahiran ’94. Ada yang saking tingginya sehingga sering nyangkut dipintu, sangat terkenal logat dengan
‘MaaKaroniiiiii”-nya dan dengan sangat mengejutkan mengenal seseorang dikawasan
keraton dan menyebut dirinya sebagai salah satu keturunan keraton yang tidak
tertulis dalam silsilah yang dipajang, karena dia merupakan turunan dari sepupu dari
ponakan ke 5 yang menikah dengan ponakan raja yang merupakan anak dari keluarga
temannya ibu raja, sorry.. the last fact is fake.
Ada yang
kalo ketemu anak-anak paling anti, ngakunya tampang sekuriti hati hellokiti,
kalau malem gak berani ke wc sendiri, kalo pagi paling males mandi, , kalo sore
udah kayak agen SiAi-i (baca CIA), buka akun twiiter orang tiap hari, tiap
dapat info baru langsung ketawa sendiri , kalo malem itung duit kaya kenek
damri, (rap mode: on).
Ada yang
gadgetholic, selalu harus bawa Hp, Ipod, Tab dan SLR, kemana-mana, penyelamat
kedidupan di dunia antah beranda perkkn-an karena ternyata diam-diam dia punya
hubungan rahasia dengan masyarakat sana. Sebenernya gak rahasia juga sih,
neneknya punya rumah disana, alias disana deket kampung halamannya. Supplier
dari panci-panci dapur, magic com, bahkan bahan makanan. Termasuk yang paling
inisiatif juga soal tugas-tugas negara.
Termasuk 1
orang yang bisa dibilang lumayan unik ini, anak paling lucu, paling PD, paling didorong-dorong
buat maju. Chef selama sebulan, yang selalu punya ide unik. Sebagai humas dia
punya kemampuan yang baik untuk berkomunikasi dengan warga sekitar, punya
keahlian yang bagus untuk berinteraksi dengan anak-anak disana. Sering
diteriakin karena sering tanpa tendeng aling-aling masuk toilet tanpa
mengindahkan antrian yang udah sepanjang tol cileunyi-pasteur.
Satu lagi
yang suka bikin heboh, dengan suaranya yang unik dan lucu, paling pinter
ngebodor, punya banyak pengaruh dikalangan anak-anak yang menciptakan trauma
tersendiri. Paling kreatif kalau soal bikin judul ftv, sejak awal kkn sampai
akhir dia sudah menobatkan diri sendiri sebagai sutradara dari berpuluh2 judul
ftv (judulnya doang), diminggu-minggu terakhir setelah orderan sinetron makin turun,
yang diakibatkan karena listrik makin sering mati kalo diidupkan dia
mendapatkan waham baru bahwa dia adalah seorang ratu dengan panglima, perdana
menteri dan rakyatnya.
Manusia yang
satu ini adalah penyelamat dalam bidang akademisi selama kkn, orang yang
benar-benar berpikir bagaimana caranya agar nilai kkn kita tetap dalam posisi
memuaskan, yaitu A. Dengan segala kedisiplinannya , buku pink selalu terisi,
tugas bikin blog, bikin laporan, dan blablabla lainya terlakasana tepat waktu.
Di lain kesempatan dia mendapat julukan terkarma, karena selalu saja ada
penyakit yang menyerangny selama kkn. Untungnya di minggu terakhir, kutukan
karma itu terangkat dari pundaknya dan berpindah ke teman yang lain.
Orang yang
mendapatkan karma diakhir kkn, sangat terkenal dengan tomcatnya, membuat
petugas medis didaerah sana terbingun-bingung dengan symtomp yang dimunculkan
tomcat beracun itu. Hobinya gulung-gulungin kabel tiap mau tidur dan paling
susah dibangunin. Meski makanan udah terhidang rapi dilantai, dia yang tidur
dilantai yang sama lengkap dengan selimutnya (ingat tempat tidur dan tempat
makan bagi kami adalah hal yang sama) tidak akan bangun sampai ada gereombolan
cowok yang datang buat makan.
Juga ada
yang paling kalem diantara kita, kalem sih tapi kalau udah ngeceracau di
twitter heboh juga, sekali-kali nya ngmong selalu dalem, memang pantes dia
dinobatkan sebagai presidir TSM yang meski kemudian bangkrut setelah kkn dia
masih ngotot untuk mempromosikan nya lewat twitter dan line. Senjata andalannya
adalah bulpen dan buku, oh ya dia adalah sekretaris abadi yang diawal
pemberitaan kkn sudah membuat skandal dengan bosnya sediri (evil smirk)
Yang
terakhir yang paling keibuan dan paling diet, pencinta anak-anak dan diatas
kepalanya ada spanduk SENGGOL BACOK dalam artian sebenarnya tapi dengan makna
yang lebih halus, heee? Maksudnya, teman yang satu ini punya saraf geli yang
terletak terlalu superficial, dipegang dikit langsung geli, jadi dia termasuk
untouchable dalam artian yang sebenarnya. Paling jarang makan, dan tidak pernah
ikut-an ‘ngebo’ abis sahur, palingan juga ketiduran di sofa luar dan dipergokin
anak-anak
Dari semua
orng ini, herannya bisa nyambung semua, alhasil kkn ditempat yang penuh
tantangan itu bisa dilewatin dengan baik tanpa harus banyak cedera dan pastinya
seru. Thanks buat ukhuwahnya, dan maaf untuk galonnya yang bocor ;)
0 komentar:
Posting Komentar