Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Tampilkan postingan dengan label aku belajar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label aku belajar. Tampilkan semua postingan

@rangergirang13

It’s not too late to write about us right? Ranger..? ;)
KKNM Unpad. Kuliah Kerja Nyata Unpad.
Gak seperti kebanyakan teman-teman lain yang pertama kali mendengar kata KKN bawaannya langsung males, ngebayangin bakalan di berada di tempat terisolir jauh dari hiruk pikuk kampus dan jatos yang superterkenal itu, saya malah excited buat KKN sejak tahun 2, apalagi setelah mendengar cerita senior-senior. Bayangan(dan harapan) saya buat KKN, --yang katanya punya tema belajar pada masyarakat---, akan seru. Pergi ke kebun memetik sayur dan buah, dan sorenya main ke pantai. Haha, namanya juga harapan.

Dan jreng... saya dan teman2 dengan sangat polosnya saat itu memilih indramayu saat memilih desa pilihan, berbekal google map yang mengatakan bahwa desa indramayu terletak di dekat pantai, dan touchscreen pun disentuh diantara ruangan RSHS yang sinyal Edge/HSPA hilang bergantian, “desa Parean Girang, kecamatan  Kadanghaur, Indramayu”.

Dan yeay...
Turun dari bus.. hawa panas menampar, silahkan terima kenyataan bahwa desa KKN anda bukan desa impian seperti di FTV-FTV. Ini pantura, Bung!
Perjuangan dimulai dari hal paling awal, yaitu menggeret koper yang kalau dibawa k bandara pasti udah kena cas tambahan. Terobang ambing dengan rumah yang berjauhan dengan kualitas yang lumayan membingungkan untuk dibedakan, akhirnya kami para kaum kartini-kartini perkasa, memutuskan untuk memilih rumah kedua, yang ternyata menjadi icon dan saksi bisu para rangger GiranG.

Sedikit perkenalan, rumah yang kami tempati cukup lengkap ada, TV, kipas angin, lemari es, kompor gas, dan AC alami dari celah2 dinding. Semua alat elektronik ini tidak bisa dihidupkan dalam waktu bersamaan, apalagi jika ditambah dengan hp boros baterai yang selalu harus di charge, salah kan aplikasi gratis bejibun yang selalu mengupdate diri sendri. Ada pemandangan sungai di depan rumah, dihiasi dengan pohon kelapa, perahu dan pacilingan. Tidak kenal dengan kata pacilingan? itu adalah jamban umum yang bermuara ke sungai. Jangan lupakan dinding rumah yang lumayan terkenal karena selama 2 minggu pertama, dinding selalu diteriakin “Awas Dinding Rapuh!”, dalam versi lebaynya mungkin serpihan-serpihan semen, pasir dan bata yang berjatuhan akibat tertiup angin, tersenggol pakaian, atau sengaja dipukul karena emang lagi freak, bisa dipake buat bikin rumah lagi.

Menyesal? Mengeluh? Sepertinya tidak.. meski butuh waktu untuk beradaptasi dengan nyamuk dan mikroorganisme yang menyebabkan gatel-gatel sehingga tidak ada yang berani tidur diatas kasur dalam kamar dan malah membangun lapak di ruang tengah. Setiap satu jam di hari pertama saya bolak balik dari kamar-sofa dan tidak mendapatkan feel tidur malam itu. Atau dengan bak mandi yang disalahkan sebagai penyebab gatal-gatal salah seorang teman kkn. Masih sangat bersyukur karena saya hanya akan berada disana selama 30 hari, tidak harus tinggal disana sendirian, selama bertahun-tahun tanpa saudara, dan masih menginjak usia remaja seperti pemilik rumah.

Makan malam pertama dipersembahkan oleh produk paling membanggakan indonesia, indomie rebus kari ayam. Memasak menu seserhana itu dengan porsi 19 orang, 1 kompor gas dan panci kecil untuk pertama kalinya cukup menantang ternyata, masih ingat betapa tebelnya endapan dari sisa rebusan mie bercampur dengan serpihan-serpihan kulit telor di dasar panci. Okey itu hari pertama, hari pertama yang heboh habis. Bayangin aja, yang cewe langsung ada yang merasa perlu mandi bareng karena perasaan mereka yang langsung ketakutan. Kedekatan yang terlalu cepat menurut saya, padahal sebelumnya mereka beda fakultas baru ketemu beberapa kali, tapi itu awal yang baik sepertinya. Paginya bangun dengan tangan, kaki dan wajah bengkak-bengkak lebam, bengkak karena digigit nyamuk, lebam karena ditabok teman pas lagi tidur dan bagi yang beruntung ada yang dipeluk, dikirain guling.

Besoknya makan pagi masih ditemani oleh siaran pagi dari 1 dari 3 stasiun tv yang dapat ditanggap oleh receiver disana, suasananya masih terlalu asing,  para cowok makan dengan porsi cewe dan para cewek makan dengan porsi kucing.

Times fly..
Hari-hari dipenuhi dengan bangun pagi yang dikuti dengan antrian kamar mandi dengan berbagai macam tema, beralma-ria menjelajahi kantor desa, posyandu demi posyandu, rumah ke rumah, setelah terkapar beberapa menit menuju tengah hari. Para pejuang perut mengganti seragam keren mereka, yang ---sempat disalah artinya oleh anak-anak disana ketika melihat segerombolan mahasiswa berjas almamater sebagai artis masuk kampung--- dengan baju rela berkorban untuk menjelajahi pasar kampung yang ‘agak’ becek dan penuh dengan rakyat imut-imut seperti tikus, kecoa dan anak-anal kucing. Pasar ini sempat menjadi kebutuhan primer pada minggu-minggu pertama setelah indomaret yang jaraknya bisa ditempuh dengan berguling sebanyak 20x dari pintu rumah kontrakan cowok.

Secara serempak dalam waktu singkat kita sudah mulai mengetahui hal janggal yang tersimpan dibalik masing-masing mahasiswa aneh ini. Ada yang ternyata tidak bisa makan pedas sama sekali, ada yang suka sparing tinju sama dinding yang kekuatannya masih diragukan, ada yang suka sekali menjadikan kucing sebagai model dalam berbagai pose dari pada temannya yang sudah berpeluh-peluh menangani posyandu, ada yang suka beli lama-lama di indomaret menganalisa semua hal selama beberapa dekade dan kemudian keluar dengan sebotol susu, hanya sebotol susu, eh itu ternyata masih satu orang ding, sebut saja namanya bung! Bung! Yang mendapatkan penghargaan ter-freak seParean Girang ini sedang dicalonkan maju untuk pemilihan orang terfreak se ASEAN.

Ada yang pasrah saja menjadi objek foto dari beberapa sudut dengan latar belakang sungai yang ‘sangat indah’ dan berakhir seperti badut ancol yang membuat anak-anak datang untuk berebut foto bareng, nilai plus disini, bukan Cuma bocah yang tertarik, tapi juga nenek-nenek mereka. Ada yang dinobatkan sebagai fotografer yang sangat sering menjepret sana sini tapi setelah filenya dibuka di sebuah laptop, jumlah fotonya kalah oleh jumlah alat elektronik yang bisa digunakan ketika rice cooker dalam posisi ‘cooking’ baiklah ini lebay. Ada yang awalnya saya kira aa-aa bus kkn, dan ternyata teman kkn yang menduduki rangking terdua jarang menghadiri kumpul praKKN, akhirnya berhasil membuka usaha dengan kolaborasi bernama TSM yang kemudian gulung tikar di tengah jalan. Ada yang sering menghilang, bisa karena ketiduran, atau ngebolang gak bilang-bilang, atau karena pulang dan baru kembali ke desa KKN setelah mahasiswanya berganti dan datang dengan membawa sekantong tahu sumedang plus lapis legit.  Ada yang tidak pernah lepas dari gadgetnya yang lebarnya mengalahi remote TV kemana-mana, dan sering tiba-tiba ditemukan tertidur didepan kipas angin saat tidak ada yang tertidur selain dia. Ada yang tertawanya yang bisa lulus seleksi film horror bergenre komedi, dan  sempat dicurigai gak bawa baju ganti buat sebulan karena memakai baju yang sama selama berhari-hari, setelah di inspeksi lebih jauh ternyata itu adalah baju berbeda dengan warna yang sama, tapi bergradasi dari hitam pekat, hitam kopi, hitam sungai, dan hitam dongker. Ada yang tidak bisa menahan dirinya untuk terlalu berekspresi maksimal di depan kamera sehingga setiap hasil foto yang keluar tak jarang mengundang tawa atas kealayannya. Ada yang menyebut risoles dan mie sosis sebagai main dish karena ternyata dia sangat suka cemilan dan selalu bertingkah childish sehingga berada di hierarki paling rendah dalam susunan keluarga yang sudah dibentuk, tragis memang, dipanggil dengan sebutan ‘nak’ ketika dia masuk ke jajaran ’91 oleh seseorang yang kelahiran ’94. Ada yang saking tingginya  sehingga sering nyangkut dipintu,  sangat terkenal logat dengan ‘MaaKaroniiiiii”-nya dan dengan sangat mengejutkan mengenal seseorang dikawasan keraton dan menyebut dirinya sebagai salah satu keturunan keraton yang tidak tertulis dalam silsilah yang dipajang,  karena dia merupakan turunan dari sepupu dari ponakan ke 5 yang menikah dengan ponakan raja yang merupakan anak dari keluarga temannya ibu raja, sorry.. the last fact is fake.

Ada yang kalo ketemu anak-anak paling anti, ngakunya tampang sekuriti hati hellokiti, kalau malem gak berani ke wc sendiri, kalo pagi paling males mandi, , kalo sore udah kayak agen SiAi-i (baca CIA), buka akun twiiter orang tiap hari, tiap dapat info baru langsung ketawa sendiri , kalo malem itung duit kaya kenek damri, (rap mode: on).

Ada yang gadgetholic, selalu harus bawa Hp, Ipod, Tab dan SLR, kemana-mana, penyelamat kedidupan di dunia antah beranda perkkn-an karena ternyata diam-diam dia punya hubungan rahasia dengan masyarakat sana. Sebenernya gak rahasia juga sih, neneknya punya rumah disana, alias disana deket kampung halamannya. Supplier dari panci-panci dapur, magic com, bahkan bahan makanan. Termasuk yang paling inisiatif juga soal tugas-tugas negara.

Termasuk 1 orang yang bisa dibilang lumayan unik ini, anak paling lucu, paling PD, paling didorong-dorong buat maju. Chef selama sebulan, yang selalu punya ide unik. Sebagai humas dia punya kemampuan yang baik untuk berkomunikasi dengan warga sekitar, punya keahlian yang bagus untuk berinteraksi dengan anak-anak disana. Sering diteriakin karena sering tanpa tendeng aling-aling masuk toilet tanpa mengindahkan antrian yang udah sepanjang tol cileunyi-pasteur.

Satu lagi yang suka bikin heboh, dengan suaranya yang unik dan lucu, paling pinter ngebodor, punya banyak pengaruh dikalangan anak-anak yang menciptakan trauma tersendiri. Paling kreatif kalau soal bikin judul ftv, sejak awal kkn sampai akhir dia sudah menobatkan diri sendiri sebagai sutradara dari berpuluh2 judul ftv (judulnya doang), diminggu-minggu terakhir setelah orderan sinetron makin turun, yang diakibatkan karena listrik makin sering mati kalo diidupkan dia mendapatkan waham baru bahwa dia adalah seorang ratu dengan panglima, perdana menteri dan rakyatnya.

Manusia yang satu ini adalah penyelamat dalam bidang akademisi selama kkn, orang yang benar-benar berpikir bagaimana caranya agar nilai kkn kita tetap dalam posisi memuaskan, yaitu A. Dengan segala kedisiplinannya , buku pink selalu terisi, tugas bikin blog, bikin laporan, dan blablabla lainya terlakasana tepat waktu. Di lain kesempatan dia mendapat julukan terkarma, karena selalu saja ada penyakit yang menyerangny selama kkn. Untungnya di minggu terakhir, kutukan karma itu terangkat dari pundaknya dan berpindah ke teman yang lain.

Orang yang mendapatkan karma diakhir kkn, sangat terkenal dengan tomcatnya, membuat petugas medis didaerah sana terbingun-bingung dengan symtomp yang dimunculkan tomcat beracun itu. Hobinya gulung-gulungin kabel tiap mau tidur dan paling susah dibangunin. Meski makanan udah terhidang rapi dilantai, dia yang tidur dilantai yang sama lengkap dengan selimutnya (ingat tempat tidur dan tempat makan bagi kami adalah hal yang sama) tidak akan bangun sampai ada gereombolan cowok yang datang buat makan.

Juga ada yang paling kalem diantara kita, kalem sih tapi kalau udah ngeceracau di twitter heboh juga, sekali-kali nya ngmong selalu dalem, memang pantes dia dinobatkan sebagai presidir TSM yang meski kemudian bangkrut setelah kkn dia masih ngotot untuk mempromosikan nya lewat twitter dan line. Senjata andalannya adalah bulpen dan buku, oh ya dia adalah sekretaris abadi yang diawal pemberitaan kkn sudah membuat skandal dengan bosnya sediri (evil smirk)

Yang terakhir yang paling keibuan dan paling diet, pencinta anak-anak dan diatas kepalanya ada spanduk SENGGOL BACOK dalam artian sebenarnya tapi dengan makna yang lebih halus, heee? Maksudnya, teman yang satu ini punya saraf geli yang terletak terlalu superficial, dipegang dikit langsung geli, jadi dia termasuk untouchable dalam artian yang sebenarnya. Paling jarang makan, dan tidak pernah ikut-an ‘ngebo’ abis sahur, palingan juga ketiduran di sofa luar dan dipergokin anak-anak

Dari semua orng ini, herannya bisa nyambung semua, alhasil kkn ditempat yang penuh tantangan itu bisa dilewatin dengan baik tanpa harus banyak cedera dan pastinya seru. Thanks buat ukhuwahnya, dan maaf untuk galonnya yang bocor ;)



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gadis kecil dan mukena

Menjadi seorang muslim itu menyenangkan, tersedia 'rest time' tiap harinya, 5 kali sehari. Sudah ditimming pas dengan puncak derajat boring manusia.
Sore itu, setelah perjalanan yang begitu melelahkan, Sebuah keluarga kecil mendarat dengan sempurna di halaman mushala sederhana di tepi jalan.  Oh ya, mereka melakukan perjalanan di daerah yang tidak mempunyai rest area kayak tol sepanjang banten-cileunyi, tapi sepanjang jalan tersedia mesjid dan mushala yang bisa digunakan untuk melakukan ibadah bagi kaum muslim.
Setelah menyucikan diri dengan berwudhu', menenangkan diri dengan sholat gadis kecil dalam keluarga itu kembali melipat mukena yang ia kenakan,  dan meletakkan nya kembali di atas sajadah tempat semula mukena tersebut.

Tapi ummi menegur gadis kecilnya, kenapa tidak meletakkan mukenanya ke dalam lemari, tempatnya seharusnya. 

Gadis kecil itu berkerut, baginya meletakkan sesuatu kembali pada tempat yang sebelumnya sudah cukup.

"Meletakkan mukena kembali ke tempatnya adalah hal sepele yang mengandung rasa terima kasih setelah menggunakan mukena yang tersedia di mesjid"

Gadis kecil itu tertegun, ternyata prinsipnya bahwa 'meletakkan kembali sesuatu di tempat sebelumnya' masih kalah gaul dari 'meletakkan pada tempatnya'.

Apabila sanggup membalas sebuah kejahatan dengan kebaikan kenapa harus membalasnya dengan kejahatan kembali? Bukankah lebih dianjurkan untuk berbuat lebih baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ramadhan

Tersebutlah seorang anak kecil yang selalu mengikuti ayahnya berpergian. Setiap hari dia diberikan jatah jajan. Setiap tahunnya terdapat satu bulan dimana sang ayah memberikan kesempatan bagi anaknya untuk membeli apa saja, apapun yang dimintanya diberikan tanpa terkecuali. Tapi sayang setiap tahunnya di bulan itu ayahnya selalu mengajaknya berpergian ke tempat yang jauh. Meski mengetahui kesempatan emas di bulan itu sang anak lebig sering memilih istirahat menghilangkan rasa lelahnya. Dan tanpa terasa sebulan telah berlalu tanpa ia sempat meminta banyak hal... Marhaban ya Ramadhan.. biarkan aku menjamu mu dengan sebaik-baik jamuan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Merantau


Kau bisuak kuliah jan jauah-jauah lo ya, disiko selah di padang, jan pai lo ka Jawa manga jauah bana”,  begitu pesan almarhum kakek yang ya panggil ‘inyiak’ ketika ya berkunjung di akhir pekan saat, pulang massal SMA. Saat itu saya hanya nyengir, dalam hati ingin bertanya ‘kenapa?’ tapi tidak terucapkan. Entah apa alasan inyik berkata demikian,yang pasti lelaki 8o tahunan yang punya 8 anak itu telah melepaskan 5 orang anaknya diperantauan. Hanya 3 orang yang masih bermukim di kampung halaman, salah satunya adalah ummi, ibu saya.

Saat inyik berpesan seperti itu, saya sudah tidak menetap di rumah lagi, sudah 4 tahun sejak diasramakan di salah satu sekolah di Padang menjadi terbiasa dengan merantau. Merantau berarti menemukan hal baru, menemukan tantangan untuk mandiri dan adaptasi dan saya terlanjur suka hal itu. Ditambah lagi dengan sebuah kebiasan senior-senior di SMA memilih melanjutkan pendidikan di pulau Jawa. Dengan mereka yang datang berkunjung memperkenalkan universitas mereka bahkan tempat kosan mereka disana, membuat seakan-akan pulau yang dibatasi oleh selat Sunda dengan pulau tempat sekolah saya berdiri itu tidak asing lagi.

Dan akhirnya meski pesan inyik masih terngiang-ngiang, Ya tetap akhirnya berangkat kesini. Ke tanah sunda. Saat rindu kampung halaman, saat merindukan orang tua saat itulah pesan inyik kembali bergema. Ayah ummi tidak mengizinkan untuk mengucapakan kata rindu sejak SMA. Perjuangan itu memang pengorbanan, jika pengorbanan itu adalah kebersamaan di dunia tidak seberapa dibanding dengan kebersamaan di akhirat. Begitu pesan ummi ketika ya tiba-tiba menjadi cengeng saat jaman SMA. Pesan itu ampuh juga, ketika merasa rindu. Menjadi penguat untuk berjuang mendapatkan tempat terbaik di akhirat. Mungkin alasan terbesar kenapa disetiap penutup pesan ketika teleponan adalah ‘jan lalai shalat yo,nak’

Namun ketika masih tersedia pilihan hal yang saya inginkan adalah kembali ke tanah itu, tanah tempat saya dibesarkan. Tempat yang mungkin tidak begitu mengingat wajah gadis kecil kurus yang suka lalu lalang seenaknya. Tapi tempat itu masih dengan jelas tersimpan dibenak ya dalam versi lamanya. Dalam versi terbaru, sih beberapa petak sawah yang ya ingat sudah berubah menjadi ruko. Ya kampung kecil itu mulai menggeliat tumbuh.

Tapi setiap melihat perubahan itu, saya miris. Tampaknya mata ini lebih suka dengan sawah dan kebun yang berjejer rapi. Memberikan ruang yang luas bagi anak-anak untuk bermain, memberikan tempat bagi burung-burung untuk singgah sejenak sebelum diusir petani. Di sisi lainya perkembangan yang terjadi juga tidak selamanya buruk. Ekonomi dan kesejahterahan masyarakat dapat meningkat, uang dapat berputar lebih cepat, daerah kecil yang dulunya tidak ada di peta saya ketika SD itu juga mulai bisa berinteraksi lebih banyak dengan dunia luar.

 Mengingat perubahan kecil itu, tiba-tiba saya teringat ibu kota dan beberapa kota (yang hanya sedikit) yang saya singgahi di negeri ini. Saat seorang bertanya, ‘ketika dewasa nanti kau mau tinggal di ibukota?’ tanpa pikir panjang saya menjawab tidak. Teman itu berkerut, kenapa? Padahal di ibukota semuanya serba bisa, access gampang, perputaran uang cepat, dalam pandangannya ibukota terlihat lebih menjanjikan. Dari sudut itu dia benar, tapi aku tidak mau menghabiskan hidupku dijalanan, macet yang tiada ampunnya, populasi yang terlalu padat tidak menyisakan ruang untuk bersantai sejenak. Ketergantungan pada AC, mengingat betapa tidak nyamannya udara yang akan dihirup tanpa penyejuk dan penyaring udara itu. Mengingat betapa ibukota memisahkan kehidupan yang berada yang mampu membeli semua dengan yang bahkan tidak bisa membeli udara ketika mereka sakit.

Sungguh saya tidak ingin waktu merubah kampung kecil saya. Meski untuk mencapai tingkat yang semengerikan itu masih dalam hitungan waktu cahaya, saya bahkan tak ingin ada kedai fastfood yang didirikan disana. Agak sedikit aneh memang mengingat saya dengan mudahnya ikut menjadi salah satu penikmat gerai makanan cepat saji disini. Tapi tiap akhir pekan, melihat segerombolan keluarga, membawa anak-anaknya untuk menikmati makanan disana, terlihat sangat tidak keren. Kenapa mereka gak piknik sekalian aja ke pantai kek, ke taman kek.

-ya gak tau ini mau ngomong kearah mana…-

Intinya, ya ingin kembali kesana, menjadi salah satu orang yang berperan dalam perkembangan disana. Ingin ikut andil dalam prosesnya. Dulu saat pelajaran BAM, ya gak ingat kata-kata persisnya, tapi bunyinya kalau gak salah ‘saumpamo karambia tumbuah miriang’. Seperti pohon kelapa yang tumbuh nya gak lurus, buahnya bukan jatuh di halaman empunya malah berguling-guling di jalanan dan diambil orang lain.
Itu adalah pribahasa untuk anak rantau yang tidak kembali ke kampung. Mereka dilahirkan disana, dan belajar ke negeri orang untuk mendapatkan ilmu. Namun pada akhirnya mereka tetap disana dan tidak memberikan apa-apa di tanah tempat dia dilahirkan. Kalau kata teman-teman disini mereka gak bakalan diam melihat orang padang menguasai tanah sunda. Yah… masuk akal memang. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, ketika teman sejawat yang kita kenal berada disini. Jaringan, kenalan, rekomendasi institusi pastinya juga lebih mudah disini. Mengingat institusi terkait tentu juga ingin agar orang-orang yang menimba ilmu darinya juga ikut membangun daerahnya..

Well itu pilihan sih. Tak ada salahnya juga… dimanapun  kaki berpijak itu tetap bumi Allah. Fantashiru fil ard. Selama masih berbuat baik, beramal shaleh, selama Allah ridho.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dadiah...? apa itu?

Randomly, berselancar di dunia maya tiba-tiba menemukan kata-kata 'dadiah', di kolom pertama hasil penemuan search engine.
apa itu dadiah? kok familiar sih? http://www.metrotvnews.com/lifestyle/read/2013/05/21/470/155517/Dadiah-Yoghurt-Ala-Minang.
setelah dibaca oh ternyata itu makanan...
ya...ya..ya
saya memang pernah melihat benda seperti itu di pasar tradisional di desa saya, dijajakan beberapa biji.
saking penasarannya, tiap melihat benda itu saya selalu bertanya pada ummi karena selalu lupa. dan jawaban ummi akan sama. 'oh, itu dadiah, fermentasi susu kerbau, ya mau nyoba?' mendengar kata kerbau ya agak ngeri dan langsung menggeleng dan melupakan makanan bernama dadiah itu dengan cepat.

makhluk bernama dadiah itu disimpan dalam tabung bambu yang ditutup plastik, tampilan luarnya sama sekali tidak menarik perhatian ya waktu itu. nama dan asal mulanya pun tidak menarik, sehingga meski penasaran bagaimana rasanya, tidak sedikitpun tertarik untuk mencoba.

http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTkMOBx_BOnOjpp4RQTYCj97NhDJ3HL788jgIxX4y8HBeRfJDsXBA
setelah membaca artikel diatas akhirnya rasa penasaran itu muncul lagi dan kali ini dibarengi niat untuk mencoba. apalah artinya lahir di tanah minangkabau kalau pengetahuan kulinernya gak jauh beda dengan orang-orang yang gak lahir di tanah yang sama. masa' tiap pulang maunya makan sate deui, sate deui, martabak mesir lagi, martabak mesir lagi.

sepenuhnya saya sadari masih banyak makanan, budaya, dan karakter minang yang tidak saya jumpai ketika saya masih berkeliaran di tanah minangkabau. mungkin budaya yang emang makin memudar karena perkembangan zaman, atau emang saya yang tidak mau tau. saya baru tau yang namanya randai itu di SMA selama ini hanya tau dari buku BAM tentang randai dan gerakannya, dan masih ada  banyak teman sesuku bangsa yang tidak tau. Ternyata  merasa malu juga, tidak mengenal ke khasan sendiri, tapi ketika budaya lain mengklaim apa yang telah menjadi warisan nenek moyang sebagai milik mereka, barulah mencak-mencak, marah, merasa kecolongan. kalau situasinya begini gak jauh bedalah ya, sama orang yang ninggalin dompetnya ke stasiun trus hilang dan marah-marah sama yang ngambil. wong yang salah siapa? dua-duanya sih, tapi dalam posisi ini yang punya dompet terlihat lebih konyol.

gak mau berada di posisi yang konyol, akhirnya saya menambahkan list keinginan kalo pulang ke rumah --> "makan dadiah", tapi kayaknya pengen yang udah diolah dikit deh..
hehehehe
http://www.google.com/imgres?q=dadiah+minangkabau&um=1&hl=id&biw=1366&bih=624&tbm=isch&tbnid=0yvuIPB3lK9Y0M:&imgrefurl=http://h4nk.blogspot.com/2012/11/makan-dan-minuman-khas-ranah-minang.html&docid=gKfAQCW63mi6NM&imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVvseCtjb4WZD_pNkTDfAFaLbyVLC2cnP-0b0X5xUHI5t3mEd1GBRhqMkGlQxuQOT4KTfTrlvvo2IH1SlVpF_9CHgcIcAM7UiWKyhAjVga2_A4_oekLAHkWdFm5FaEakuyOuQvs7zGOruO/s640/ampiang-dadiah.jpg&w=640&h=480&ei=xF6lUeyuHMnQrQeLw4CYCg&zoom=1&ved=1t:3588,r:5,s:0,i:94&iact=rc&dur=441&page=1&tbnh=186&tbnw=242&start=0&ndsp=18&tx=78&ty=77

http://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&docid=glg2oQnel7MrlM&tbnid=eLMOls2HcCbKhM:&ved=0CAgQjRwwAA&url=http%3A%2F%2Fwww.padangmedia.com%2F13-Berita%2F79106-Es-Cream-Dadiah.html&ei=3l6lUf-CB4OmrQeNk4DgCw&psig=AFQjCNHiTMmT3V1tmtwLwtCmHCF7JsD_aA&ust=1369878622207106

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dimarahi

Tadi siang dimarahi dosen pembimbing gara2 gak bisa menjawab pertanyaan 'apa itu premis?' berusaha mengingat dan akhirnya tetap gak ingat.
Dilihat dari segi manapun seperti nya saya emang dimarahi sih... tapi anehnya selain rasa takut ada sebuah rasa lain yang gak terlalu saya perhatikan. Ternyata saya SENANG sodara-sodara. Senang dalam artian sebenarnya. Setelah dipikir-pikir ternyata ya emang udah lama banget ngerasa dimarahi. Entah mungkin karena kesalahan ya gak keliatan, atau karena disini orangnya marahnya terlalu lembut jadi ya gak nyadar kalo lagi dimarahi. eh gak ding, kalau namanya marah sih, mau orang jawa atau orang batak yang marah tetep aja marah. Meski derajat kagetnya beda

Marah dalam artian orang yang memarahi selain merasa ingin marah, dia juga merasa kalau yaya perlu dimarahi. Bukan sekedar marah seperti kucing yang keinjek ekornya, kalau kayak gitu mah, gak perlu dimarahi dosen juga ada, tapi perasaan yang muncul paling ya maaf dan merasa bersalah. Tapi entah kenapa ketika dimarahi  dosen tadi perasaan sama kayak dimarahi Uztadzah kalau masih belum bangun jam setengah lima, kayak dimarahi istri kepala sekolah SMA kalau ribut di jam efektif belajar, kayak dimarahi ayah kalau sakit gara-gara telat makan atau telat sholat.

Ternyata marah itu punya bermacam outcome bagi saya, semakin orang itu berniat baik, semakin tajam perasaan yang datang ketika dimarahi.

#ternyata premis memang belum pernah diajarin. pernah diajarin di SRC tapi masih terlalu superficial dan saya belum terlalu ngerti saat itu... huhpt

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Maaf dan Terima kasih

"Yabo aku perhatiin jarang ya muji orang"

Sore itu kembali terngiang-ngiang komentar seorang sahabat jaman sekolahan dulu dengan logat melayu pontianaknya. Jawabanku saat itu hanya "O ya?" sambil sibuk recall memori di otak, dan setelah itu nyengir tanda setuju.

Dan pernyataan itu masih berlaku sampai sekarang. Soal puji memuji orang saya sama sekali bukan ahlinya. Eh, tapi bukan masalah sombong atau gak, entah kenapa mulut ini jarang banget muji  meski hanya sekedar bilang 'keren', 'bagus', 'hebat'. Sekali-kalinya muji itu pasti benar-benar dari hati.

Kemarenkan ceritanya, habis evaluasi, kesan, saran di akhir kepengurusan. Meski sadar yang banyak salah dan berbagai macam hal lainnya. Apa daya yang tertulis dan terucap hanya evaluasi dan saran lupa minta maaf apalagi terima kasih.

Padahal setau ya, mulut ini pengen bilang terima kasih buat semuanya, buat teteh yang ngajarin buat fokus, disiplin, teratur, tegas bantu mecahin masalah dengan kalem dan bijaksana. Maaf y teh kalau aku sering  kadang-kadang keras kepala kalau diingetin. Atau buat mamah yang selalu lembut kalem dan rempong, suka banget pasang wajah menyemangati dan ngepuk-puk  tiba-tiba padahal lagi gak ngapa2in dan dibalas sewot sama akunya. maaf ya mah, udah beberapa kali sewot begitu (hehehe peace). juga maaf kalau ternyata ya udah jadi taukhty yang buruk, gak ngeh kalo mamah juga lagi rempong dan kerepotan akan banyak hal. Juga buat teman yang selalu nemenin yang satu itu, yang udah jadi controller tiap jiwa dan raga ini udah mulai keluar jalur (eh), pokoknya kalau kata saya ini (tenang, dan istiqomah??) pasti itu keliatanya pas lagi deket2 atul, sejenis dikasih sedasi gitu pake pelototan. Sekaligus partner in crime kalau lagi sama-sama aneh. Maaf ya tul, kalau dibilang sering sradak sruduk yaaa makhluk yang paling sering kena seruduknya ya dia. Bisa keinjeklah, kegencet lah, kelindes lah.

Juga buat Pak ketua yang sering banget gak diwara' sms buat syuro, sering telat, gak ngerjain tugas, atau sering sibuk mainin HP pas lagi syuro. Well, sebenernya ya lumayan banyak salah nih sebagai jundi. Makasi karena gak pernah dimarahin (atau sebenernya pernah tapi gak pernah ngerasa), udah jadi ketua yang baik, selalu berusaha ngelucu biar syuronya gak bosen meski kebanyakan garing. Buat Om partner nya pak ketua (kita seringnya nyebut gitu soalnya kalo jalan berdua, mereka kayak bapak-bapak, sama om-om). Hmm sebenernya merasa gak punya salah sih sama Om yang satu ini. Hehehe kepedean padahal kalo rapat jarang lapor dulu, make sekre, suka nyusahin tanpa sadar lagi nyusahin orang dan susah banget dimintai uang buat bayar jaket, padahal dp doang. Termasuk anggota tim yang sering 'terlihat' galau, meski jarang terlihat raganya kalau lagi syuro. Yang gak pernah ya sapa kalo lagi papasan, padahal satu tim -__-". Trus buat partner di departemen yang meski sering banget miskom, tapi tetep bisa jalan. Ngajarin banyak hal dan selalu berapi-api memotivasi, selalu punya banyak ide tapi kadang gak di follow up (atau sayanya yang gak tau.... :| ). tapi overall keren lah, meski kegiatannya banyak banget, tapi tetep sukses di semua yang banyak banget itu, termasuk di Asy-Syifaa'. (eh nyebut merek)

Ya udah segitu doang sih permintaan maaf dan terima kasihnya, gak usah panjang-panjang juga kali yeee. Capek juga nulisnya. padahal kemaren punya kesempatan diomongin langsung tapi dasar ya gak improntu mikirnya kelamaa. Dan ini deh hasilnya.
by the way..
terima kasih semuanya buat setahun ini. Ya bener-bener belajar buanyakkkk hal..... semoga setiap usaha kita semua setahun belakang diridhoi Allah, dihitung sebagai amal ibadah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

sms ayah....


Singgalang, Sabtu, 03 Desember 2011
SMS Seorang Teman
Khairul Jasmi

“Assww, hamba tidak sekuat Ibrahim AS, yang ikhlas luar biasa tatkala Allah SWT mau ambil anaknya Ismail yang baik, cakap, saleh dan cerdas. Tapi agaknya pandangan Ibrahim terhadap anaknya mungkin seperti pandanganku terhadap anakku Wildan Mujahidil Khudri. Wildan santun, baik hati, penyayang, penolong, menjaga hati orang lain, saleh, sifat-sifat yang diwarisi dari uminya, istriku tercinta. Dia motivatorku, inspiratorku dan investasi bagiku. ternyata setelah 17 tahun dia bersama kami, dia diambil oleh Yang Maha Memiliki, mudah-mudahan dia jadi investasi akhirat kami, sekarang obsesi tertinggi berkumpul bersama dia di jannah yang tinggi”
Saya lama terdiam setelah membaca SMS, Khudri ini. Wartawan Singgalang dan salah seorang pejabat di Agam itu, baru saja kehilangan anak bujangnya. Ia meninggal dunia, setelah sebuah mobil pecah ban menabrak anaknya yang sedang naik motor.
Khudri menggambarkan kepribadian anaknya dan menyatakan semua itu pantulan dari sifat uminya, ibundanya.
Hari ini, nyaris tidak ada lagi orang memanggil umi pada ibunya. Umi dari bahasa Arab yang berarti ibu. Hari ini, tentulah ibu, mama, mami atau bunda, tergantung mana yang enak menurut keluarga itu.
Saya tidak mengambil kesimpulan bahwa umi atau bunda atau yang lain lebih hebat dari panggilan lainnya. Yang menarik justru saat-saat menjatuhkan pilihan.
Panggilan pada orangtua tidak ditetapkan oleh anak, tapi oleh orangtua itu sendiri, seperti juga nama. Saat menjatuhkan pilihan itu, biasanya terjadi diskusi antara suami dan istri.
Akan halnya anak Khudri yang telah tiada itu, memanggil umi karena diajari sejak kecil. Saya juga diajari oleh umi saya memanggilnya Ummi, hingga sekarang, anak saya pun memanggil Ummi pada umi saya. Seharusnya nenek.
Selain panggilan umi, saya juga lama terdiam oleh beberapa kata dalam SMS Khudri tersebut. Inilah untuk pertama kali saya menerima SMS semacam itu, meski sebelumnya ada juga teman saya kehilangan anaknya.
Ada kesan kuat dalam SMS tersebut, Khudri dengan sigap dan sepenuh hati meyakini semuanya atas kehendak Allah. Dia memang alim, terutama sejak beberapa tahun belakangan. Shalatnya lama, doanya panjang, berbeda dengan saat kuliah dulu, bandelnya minta ampun.
Saat takziah ke rumah duka, saya menyaksikan Khudri tampil sangat dewasa, sesuatu yang membuat saya menjadi kecil tiba-tiba. Istrinya, bukannya berurai air mata, tapi menyesali, bahwa ia tak sempat menghidangkan minuman untuk kami.
Saya menguping, seorang pejabat Agam berbicara. Ketika istri si pejabat menelepon istri Khudri. “Istri dinasihati agar tabah, luar biasa tabahnya dia,” kata si pejabat. Ia kagum atas sikap istri Khudri tersebut.
Saya berpikir ulang tentang sebab-sebab kematian. Ajal memang tak bisa dicampuri oleh siapa pun. Tapi sebab musababnya bisa kita diskusikan. Anak teman saya itu meninggal dunia, karena kecelakaan lalulintas.
Indak dapek sarampang padi
batuang dibalah ka paraku
indak dapak sakahandak ati
kandak Allah nan balaku
Khudri akan ditunggu anaknya di surga. (*)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

wildan mujahidil khudri (versi ayah)







Pulangnya Pemuda Surga; Ketika lahir sendiri (tanpa bidan) 31 Oktober 17 tahun lalu siang pukul 12.00 siang kakaknya Ghaniyyatul Khudri (yaya) meneriakkan kepadaku yang bergegas menuju rumah kami, "yah, adik yaya lah lahia, laki-laki , putih, rancak!" Aku bahagia dan bersykur, setelah ku azankan, aku buka Alquran, kutemui kalimat "Wildan Mukhalladun" terjemahannya Anak Muda Sorga Yang Tetap Muda. Hati ini tergerak mengambil kalimat itu untuk jadi nama putra ku yang baru lahir. Nama itu aku tambahkan dengan Mujahidil, dengan doa dia akan menjadi pejuang kebaikan. Kami didiklah ia dengan penuh suka cita, Wildan tumbuh dan berkembang, kami bertekad anak-anak harus dibekali dengan 'spirit' keilahian. Kami salat berjamaah, nyaris setiap waktu. Tamat Sekolah Dasar Wildan masuk pesantren Sabbihisma, tiga tahun belajar tingkat SMP Islam yang telah menanamkan dasar keilahian, test ke SMA Padang Panjang, namun lulus di SMA Cendekia, tapi Wildan memilih di SMA 2 Lubuk Basung karena sangat ingin berdekatan dengan ayah dan uminya. Selama hampir tiga tahun Wildan bersama kami, hari-hari rutinpun kami lalui, ada ceria, bahagia, ketawa, garah-garah, kadang cemberut bahkan bentakan ayah dan uminya, namun kami mengira Wildan adalah masa depanku, dia investasi kami. Sejak SMP aku sudah melebihan Wildan, masuk 10 besar di kelas IPA, tapi Wildan bukan itu prestasi Wildan yang sesungguhnya. Dia anak yang disukai banyak sahabatnya, walau awalnya aku tidak percaya dia bilang punya banyak 'fans', dia anak yang sopan dan suka senyum, suka menolong dan bersahabat lintas kelas, dia imam salat zuhur dan salat, Wildan sering mengomandoi kawan-kawan untuk salat, entah apa lagi cerita yang disampaikan kepadaku.. Diantara cerita yang mencengangkan adalah, jelang meninggalkan sekolah untuk kekantor camat Lubuk Basung rekam KTP, Wildan menyalami kawan-kawan jurusan IPS sebanyak empat kelas dan kemudian pergi sambil melambaikan tangan , daaag... Wildan Pai Lai Yo....!, Ternyata Wildan tidak pergi begitu saja, dia pamit baik-baik, termasuk dengan aku ayahnya, setiap selesai salat jamaah sebagaimana biasanya, tanganku dicium dan aku membalas dengan mencium kepala sambil memeluk tubuh mungilnya. Namun dua minggu terakhir pelukanku dibalas Wildan dengan pelukan yang penuh arti, terasa nyaman di hati ini... Wildan sayang.. ayah dan umi sangat ikhlas nak.. Allah pasti lebih sayang padamu....,Selamat Pulang Pemuda Sorga, lambain tangan ribuan? atau ratusan pelayat melepasmu bak seorang mulia nak...Sampai Jumpa... Ayah, Umi, Yaya merinduimu,, tunggu kami ya...? Syahidmu akan me lempangkan jalan semua , saudara, keluarga, sahabat, guru, semua orang yang bersimpati padamu menuju Haribaan Allah..Amiiin... Ya Rabbal aalamin..
Top of Form
Like ·  · Share · November 19 at 11:33am · 

Bottom of Form

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

wildan mujahidil khudri (versi kakak)


Rasa itu ada disini, buncah, hilang, terbang, mengembang, sesak, timbul, merekah, gaduh, lebur, menyempit memenuhi rongga-rongga semu, menelusuri pori-pori maya…… dan akhirnya sama, tidak mengerti tentang rasa itu…

Sampai sekarang perasaan kaget itu tidak terdefinisi, pertama kalinya hadir dalam 19 tahun hidup ku, dan kau lah penyebabnya.
Pertama kalinya tangis itu pecah lepas dan kosong untuk beberapa saat, mengingat kekuasaan Pencipta kita, menyebutNya, menenangkan jiwa, mengajak logika berkompromi bahwa meski saat ini jarak tempuh nangor-lubuk basung tidak lagi berlaku bagimu, tapi masih bagiku. Kuharap kau mau menunggu esok hari saat matahari naik sepenggalah. Aku akan datang…..
Kau tahu penantian esok tak menenangkan ku sama sekali, berkali-kali perasaan itu terhempas dan kebas.
JanjiNya bahwa akhir itu lebih baik dari permulaan. Bahwa hanya Dia yang memiliki rencana paling sempurna, dan rencanaNya lah yang terbaik. Bahwa dunia tidak menjanjikan kehidupan terbaik jika kau terlena, Dia lah yang  Maha Mengetahui. Aku percaya itu, aku pegang teguh.
Burung besi itu membawaku mendekatimu, pikiranku antara kosong dan bingung. Benda beroda empat itu bergetar hebat berpacu secepatnya dengan jarum waktu.
Benda komunikasi yang berhasil mengalahkan jarak bergetar sering ditanganku. Apa peduliku? Sinyal ku sibuk… sedang berusaha menghubungi melalui satu-satunya jalur komunikasi yang tersedia mulai saat ini antara kita. Melalui Allah, rabb sekalian alam, penguasa tunggal duniaku dan duniamu. Aku ingin bertanya padaNya, tentang keadaan mu? Apakah kau sudah nyaman di sisinya? Aku ingin tahu apa pendapatmu tentang dunia yang pernah kau lalui? Sibuk bertanya seberapa sayang Yang Maha Penyayang itu padamu, sehingga dia mengambilmu kembali begitu cepat, tak tega meninggalkanmu dalam dunia yang maya ini begitu lama. Ingin bertanya apakah kau mendengar yassin dan as- sajaddah yang kukirimkan, alfatihah yang kulantunkan lirih? Atau jangan-jangan kau sibuk menertawai makhraj dan tajwidku yang berantakan?
Persis ketika matahari naik sepenggalah aku menapakkan kaki dengan terburu-buru, bahkan sebelum mobil benar-benar terparkir sempurna. Dek, halaman rumah tempat kita bermain dari kecil dipenuhi lautan manusia. Kebanyakan mereka kuyakin adalah teman-temanmu, sebab mereka berseragam abu-abu. Ah, bukankah sekarang tahun terakhimu mengenakan seragam abu-abu. Seragam yang kau kenakan saat kejadian naas itu, seragam yang menyerap merah darahmu dengan sempurna.
Ah bukan itu yang aku pikirkan saat itu, tergesa dan kosong, menggigil menahan dentuman aneh yang menyesak dibalik rusuk. Kaki itu tak lemah sedikitpun tapi anehnya seperti tak menapak, melayang, mengambang.
Dek… ditengah lautan orang-orang, ada kau, ah aku belum melihat wajahmu saat itu. Tapi aku yakin kaulah yang tertidur tenang dibalik kain putih itu. Ayah, ummi duduk bersampingan di bagian kakimu. Wajah mereka sedih, terluka dan kehilangan.
Kakak menghambur ke depan mereka,Dan, menciumi tangan ayah, menahan tangis, mengulas senyum, memeluk ayah, memeluk ummi, gemetar, tersenyum.
Setelah itu baru giliranmu, untuk pertemuan jasad kita untuk yang terakhir kalinya di dunia. Kain putih yang menutupi wajahmu disingkap. Disana ada wajahmu pucat, kaku, diam, tak bergerak. Ada luka lecet di bibir mu yang membiru, dan mata kanan. Tidurmu kali ini berbeda dengan tidurmu yang sebelumnya, kau terlihat….tak hidup……
Dek, kakak mengusap wajahmu, sungguh berbeda dengan apa yang telah tersimpan dalam memori. Tak seperti biasa, asing. Wajahmu kaku sudah, dingin…benar-benar…kaku. Kubisikkan padamu pertanyaan. ‘apakah kau sudah bertemu Tuhanmu?’ ‘bagaimana keadaan disana?’ ‘apakah kau tenang disisiNya?’
wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoiNya. Maka masuklah kedalam golongan hamba-hambaKu. Dan masuklah kedalam syurgaKu*!’. Kuharap itu panggilan untukmu dek. Kalau harapanku benar adanya, kumohon carikan tempat yang cocok untukku disana, tunggu kakak disana.
Saat itu pikiranku simpang siur tiba-tiba, jiwaku merapuh. Perasaanku mengacaukan logika-logika bahwa, rencana Allah lebih baik. Tapi kau begini berbaring di depanku. Apa artinya itu? Kau tak lagi hidup? Kau tak lagi kasat mata? Apakah itu benar? tidak akan ada lagi Wildan adikku yang sering tersenyum nakal, yang selalu mau berbagi, tidak ada lagi wildan yang usil, yang lembut hatinya. Yang selalu mau memboncengi kakaknya kemanapun dengan sepeda motor kesayangannya. Yang sangat suka biscuit dan roti tawar. Yang selalu heboh bertanya kakaknya mau hadiah apa, tapi sang kakak tak kunjung mau menjawab. Yang pernah mengatakan ingin jadi pemain bola, pengusaha terkenal sekaligus menjadi presiden. Yang memarahi kakaknya yang jalannya gak nyantai. Yang paling suka main badminton. Yang paling suka kalau kakaknya berdiri di belakangnya ketika dia main soccer di komputer (game yang yaya paling gak ngerti). Orang yang pertama kali ngajarin kakak megang stir, menginjak gas, rem (hey…kakak masih belum bisa nyetir). Yang paling sebel kalau kakaknya melet, dan heboh sendiri. yang paling malas ngambil nasi sendiri. yang paling sayang sama adik-adik sepupunya. Yang paling suka menasehatin orang lain. Yang paling suka kalau kakaknya pulang karena bakalan banyak makanan. Yang tidak suka kalau dibeliin pakaian mahal. Yang gak banyak pengennya, sampai-sampai ayah ummi gatal pengen beliin sesuatu. Yang kalau mau sesuatu dia gak pernah mau memberatkan ayah dan ummi. Yang paling suka baca novel, buku cerita, sirah nabawiyah, komik, koran…. Dan yang..yang..yang lainnnya..
Maaf kalau air mata kakak mengalir hanya karena mengenang hal itu, hanya karena mengingat kau tak akan muncul lagi di masa depan dalam kehidupan dunia. maaf dan, itu mungkin hanya keegoisan kakak. Mungkin hati kecil kakak berharap agar wildan selalu ada di dunia ini. Wildan yang Selalu berusaha menjadi seorang saudara laki-laki, bukan sebagai adik. karena menurutmu wildan adalah seorang anak laki-laki, Yang selalu berusaha melindungi kakaknya, menjaga kakaknya…
Dan… sejak 2 tahun terakhir akhirnya kakak mengakui untuk pertama kali, wildan udah gede. Bukan adik kecil kakak lagi yang pasrah kalau rambutnya diacak-acak. Dua tahun terakhir wildan adalah saudara laki-laki kakak yang udah dewasa. Yang udah bisa diajak ngomong, bukan hanya hanya main..
Dan….., saat ini kakak sempat iri pada wildan, untuk pertama kalinya sejak wildan dilahirkan…
Dan….., kakak iri karena ternyata Allah lebih sayang pada Wildan, menjauhkan Wildan dari dunia yang penuh godaan, cobaan. Mengambil Wildan disaat orang-orang benar-benar menyayangi Wildan. dan semoga mengabulkan do’a ayah dan ummi saat memberi nama wildan. semoga wildan sudah menjadi pemuda yang selalu muda di syurga, di kediaman Allah SWT.
 Maaf kalau kakak tidak lagi bisa membantu banyak, mungkin hanya do’a dek…. Mungkin juga itu yang paling dan butuhkan saat ini. Jangan lupa, kakak tag tempat di syurga ya, Dan..

Karena kau lahir dengan senyumku, karena itulah aku ingin melepasmu dengan senyumku, dari kakakmu untuk pemuda syorga yang selalu muda dalam keabadian…
wildan SMP

wildan ramadhan 2 tahun lalu

wildan dengan 2 dengan 2 sepupunya

always the way he is





dengan senyum nakalnya

wildan saudara laki-laki yaya

pemuda sorga

Add caption

his smile....
tepat 1 tahun sebelum wildan menuju penciptanya (found this in his friend blog's)



his last message to me

in his birthday
status fb wildan (found it in his friend blog's)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

My Little Bro

My Little Bro

Yaya tidak sabar menunggu kedatangannya….
Karena bermain sendiri terlanjur membosankan…
Beberapa hal yang kuingat, sangat sering mengusap perut ummi sambil melumurinya dengan minyak kayu putih dan bedak
Tidak akan berhenti sampai ummi melarang, karena kepanasan..
Yaya menunggu adik kecil, yang nantinya akan menjadi teman bermain ya..

me and bro in the middle
Siang itu…
Yaya masih berumur 2 tahun
Terlalu kecil untuk mengerti bahwa ummi sedang berjuang antara hidup dan mati
Melahirkan adik kecil yang ya tunggu-tunggu, tanpa bantuan…
Namun bayi kecil itu tidak mau menyusahkan ummi
Dia lahir tanpa proses yang panjang….

Kata ayah setelah kelahirannya yaya sering berteriak-teriak pada semua orang
“adiak ya puitiah, adiak ya putiah”
Seakan-akan kakaknya ini ingin semua orang tau bahwa dia mempunyai adek dengan warna kulit yang lebih cerah daripada dia sendiri

Adik kecil yaya itu selalu lucu
Semua orang suka melihat tingkahnya yang menggemaskan
Banyak orang bilang ketika seorang kakak mendapat adik, ia cenderung cemburu terhadap adiknya
Mau tidak mau perhatian akan lebih tercurah pada si bayi yang belum bisa apa-apa
Namun saat itu yaya tidak sempat berpikir untuk cemburu, karena yaya juga punya alasan untuk menyukainya

Adik ya makin besar
Dia sudah memasuki taman kanak-kanak
Dia mulai mengerti cara untuk nakal dan jahil
Tapi dengan begitu dia masih tetap lucu

Wildan kecil belum dapat jajan saat masih di taman kanak-kanak
Sedang kakaknya sudah menerima 500 perak setiap hari sekolah dari ayah ummi
Merasa kasihan dengan wildan, yang belum dapat jajan (meski di TK dia selalu dapat snack)
Setiap istirahat yaya selalu menyisakan jajan dan membelikan wildan snack yang dijual di sekolah
Tergopoh-gopoh menyimpannya di bawah tempat tidur di sudut kamar …
Dan ketika klakson mobil antar jemput sekolahnya berbunyi nyaring
Makanan atau mainan kecil yang harganya tidak cukup 500 perak itu kembali ya ambil sendiri dengan tidak sabar, dan kemudian berlari keluar rumah sambil menyodorkan benda itu kea rah wildan kecil yang turun dari mobil antar jemputnya sambil berlari.
(Sampai sekarang ya masih mempertanyakan tujuan kenapa hadiah kecil itu harus disembunyikan dulu, kalau setelahnya ya harus mengambil sendiri hadiah itu.
Kebiasaan membelikan wildan hadiah kecil itu hanya berlanjut sampai dia masuk SD,
Karena kami sudah sama-sama memiliki uang jajan, (wildan sempat protes akan hal itu di diarynya yang ditulis disela-sela shalat tarawih)

Wildan suka berbagi…
Terkadang dia suka memaksa kalau yaya tidak mau menerima apa yang ingin dia berikan
Wildan tidak perlu memaksa yaya untuk mau menerima kado ulang tahunnya yang dirayakan di taman kanak-kanak
Seorang yaya yang sangat suka kado langsung terbelalak melihat tumpukan kado yang menggunung milik wildan
Ketika sampai di rumah, yaya dan wildan sibuk mengeluarkan semua kado-kado itu
Membaginya menjadi 2 bagian yang benar-benar adil
Kalau ada 6 buku gambar, 3 untuk wildan 3 untuk yaya
Begitu juga dengan sepuluh sabun, 4 pensil warna, untuk 5 crayon, 3 untuk wildan dan 2 untuk yaya
Semua mobil2an untuk wildan.
Adil seadil-adilnya menurut kami
(padahal itu kado wildan lho!!!!)
Meski pada akhirnya kado2 itu tidak benar-benar dibagi menjadi 2
Well it’s him…..

Wildan sudah memasuki sekolah dasar
Nakal dan jahilnya makin parah
Saat ya mengadukan hal itu pada ummi, ummi selalu berujar
“ada masanya dia bisa membedakan baik dan buruk, tunggu dengan sabar dan do’a ya nak”
Tapi bagaimanapun dia, wildan tetap my lovely only brother
Bahkan ketika lengan kirinya dislokasi gara-gara main sama temannya di sekolah
Yaya untuk pertama dan terakhir kalinya sampai saat ini, merasakan perasaan seakan-akan mau pingsan saat melihat tangannya yang lunglai.

Yaya mengenal beberapa karakter wildan
Dia punya potensi jadi leader,
Dia agak sensitive untuk ukuran cowok
he always keep something special and something hurt in deep of his heart
Dan sayangnya dia tidak mau diperlakukan sebagai my little bro lagi
I’ve grow up, sis!’ u told me that

Selepas SD, berdasarkan bujuk rayu ummi selama 1 tahun sebelum dan izin ayah
Yaya memulai karir sebagai siswa asrama
Berpisah dengan rumah, berarti jauh dari ayah, ummi dan wildan
Ayah masing sering ke pesantren (sekolah ya saat itu), ummi tidak sesering ayah, apalagi wildan
Dia prefer menghabiskan waktu bersama kartun-kartun rcti dan game dari computer dari pada menghabiskan waktu selama berjam-jam di atas mobil
Semenjak itu, yaya tidak terlalu tahu perkembangan my little bro, seperti dulu…

One year later…
Wildan got the same school with me..!
Artinya jarak kita berdua tidak sejauh dulu…
Tapi entah kenapa yaya sering gagal mendekatinya..
Disana dia belajar banyak hal
Selain agama, pengetahuan umum, dan skills lainya yang gak bakalan ada di sekolah umum biasa…
he with his proundly jacket
Dia juga belajar untuk membenci, tidak menerima, mulai tidak menyukai banyak hal, takut terhadap pandangan teman-teman, membalas ejekan dengan membenci sekitarnya, menunjukkan sikap perlawanan setiap ayah ummi berkunjung…
What happen my little bro…
How much do u hurt there?
Why we differ to face this way…
Me feel bleesed for everything that I’ve passed there..
How bout u?
It’s hurt u very much..
Sorry for not understanding  u as much as u need…
Sorry for my undercapability to teach u how to see this world
With smile……….
But I do really love u

3 tahun disana..
Wildan masih adik kesayangannya..
Yang masuk dalam jajaran juara kelasnya
Yang bahkan mempunyai fans di komplek sebelah (santriwati)
Masih dengan kenakalannya sebagai anak SMP
Dan segenap kecemasan yaya bahwa dia tidak bisa mengimbangi pergaulan yang keras disana

Wildan my lovely bro
Ingin mengikuti kakaknya bersekolah disalah satu SMA favorit provinsi kami
Dia pernah kesana menikmati suasana alamnya yang menyenangkan..
Dan mengungkapkan dengan enggan dari mulutnya bahwa dia ingin sekolah disana
Meski hatinya berapi-api mengatakan ingin..
Melalui proses yang berat dan melelahkan untuk mendapatkan kursi disana
Proses yang membuatnya berharap banyak
Namun the hardest time when he knew that he can’t get a seat there
‘coba telfon wildan, kayaknya dia down ya’, pesan ayah saat itu…
sedih itu merayap sampai ke relung-relung hati terdalam…
Ya berharap wildan disini..
Memperbaiki karakter dan sifatnya
Masuk dalam lingkaran ukhuwah penuh rasa sayang dan perjuangan
Namun Allah telah memilihkan jalan terbaik untuknya
Parahnya lagi, sebelumnya yaya pernah memanas-manasinya dengan banyak hal agar dia mau masuk ke SMA yang sama dengan ya

Wildan masih jera dengan penolakan itu,
Namun mulai melupakannya setelah beberapa bulan menikmati sekolah barunya
Belajar dengan cara baru dan berbeda dengan sebelumnya
Mulai aktif ini itu, beradaptasi dengan caranya, dan sering bergesekan dengan ayah ummi dengan ego remajanya, setelah 3 tahun jarang bertatap muka

Ah… adikku yang lucu masih tetap lucu..
Masih tetap my beloved bro…
Dan yaya masih jauh darinya bertambah jauh malahan..
Ada nada canggung dalam suaranya dalam telfon..
Terlalu sering dia menolak menjawab telfon dengan alasan sibuk..
Sibuk nonton, sibuk makan, sibuk mau main kesana-kesini, ngantuk,, dan blablabla lainya
Sepertinya dia memang sedikit meniru karakter ya yang sering menolak telfon yang disodorkan ummi
(entah kenapa ummi sering menyodorkan telfon ketika beberapa kerabat menelfon, ya menolak mati-matian karena merasa tidak ada yang perlu dibibcarakan)
But, oh come on bro….this is u’r sister talking!!!

Meskipun sekali-kalinya yaya dan wildan ngomong di telfon
Kami adu mulut sampai telefon di putus dan akhirnya wildan minta maaf 5 menit kemudian melalui sms
Ya kita masih sering bertengkar
Kadang kakak ingin bertanya kapan kita benar-benar dewasa
……
Berharap bisa mengerti cara pikir wildan yang sering kakak anggap salah
Berharap wildan bisa mengerti cara berpikir kakak yang sering wildan anggap aneh…

My little bro… always be the shiny star on u’r own sky…
Listen to life surrounding u, life will teach u everything
Keep u’s self on the true pathway
Keep u’r best attitude to our ayah ummi
Keep to say thanks to our god… in all way u can do…



(kutipan dari surat yang ya kirim sama buku tere liye ‘ayahku ‘bukan’ pembohong’ untuk adikya tercinta)
Untuk adik yang paling kakak sayang…
Setiap ayah mempunyai cara sendiri-sendiri untuk mendidik anaknya, namun selalu mempunyai keinginan yang sama. Kebahagiaan dan kesuksesan anak-anaknya dunia akhirat
Tidak ada ayah yang sempurna di dunia, setiap ayah mempunyai kekurangan dan kelebihan. Jadikan kelebihannya sebagai contoh, pelajari kekurangannta sebagai acuan, wildan tidak akan menirunya di masa yang akan datang. Lebih baik kalau wildan mampu mengingatkan dengan cara yang tepat, tanpa menyinggung hatinya. Meskipun begitu rasa sayangnya dipastikan jauh leibh besar dari kekurangannya
Jadikan kekurangan diri sendiri sebagai kekuatan dan jadikan kelebihan diri sendiri sebagai kebanggaan
Kebahagiaan tidak datang dari materi,manusia, atau apapun kecuali dari dalam hati masing-masinm oleh karena itu seseorang dapat berbahagia dengan 1 hal dan bersedih dengan hal yang sama, tergantung bagaimana hatinya memilih
Jadikanlah hari selalu berbahagia untuk semua yang wildan dapatkan, dan yang akan dan lalui. Karena kebahagiaan adalah lambing kesyukuran dan merupakan nikmat yang menyenangkan
Cari dan nikmatilah segala sesuatu yang halal, baik itu harta, makanan, nilai, sebuah proses, bahkan cinta. Karena sesuatu yang halal merupakan berkah yang akan membimbing ke jalan menuju syurga dan segala sesuatu yang haram hanya memberikan nikmat semu, dan menutup hati dari kebaikan.
JADILAH YANG TERBAIK YANG BISA WILDAN LAKUKAN
JANGAN JADI YANG TERBAIK YANG ORANG LAIN BISA LAKUKAN
KARENA HIDUP ITU PUNYA WILDAN DAN WILDAN YANG AKAN MENJALANINYA
TAPI TETAP JAGA LANGKAH WILDAN DALAM JALAN-JALAN KEBENARAN AL QURAN DAN HADIST AGAR TIDAK TERSESAT MENGGAPAI SYURGA DUNIA AKHIRAT
JANGAN PERNAH BERJUANG UNTUK MENJADI YANG TERBAIK
KARENA SYURGA BUKAN UNTUK ORANG-ORANG YANG MALAS  (u’r sister who always wish u happy )














  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS