Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Tampilkan postingan dengan label my inspiration. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label my inspiration. Tampilkan semua postingan

Ramadhan

Tersebutlah seorang anak kecil yang selalu mengikuti ayahnya berpergian. Setiap hari dia diberikan jatah jajan. Setiap tahunnya terdapat satu bulan dimana sang ayah memberikan kesempatan bagi anaknya untuk membeli apa saja, apapun yang dimintanya diberikan tanpa terkecuali. Tapi sayang setiap tahunnya di bulan itu ayahnya selalu mengajaknya berpergian ke tempat yang jauh. Meski mengetahui kesempatan emas di bulan itu sang anak lebig sering memilih istirahat menghilangkan rasa lelahnya. Dan tanpa terasa sebulan telah berlalu tanpa ia sempat meminta banyak hal... Marhaban ya Ramadhan.. biarkan aku menjamu mu dengan sebaik-baik jamuan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

srikandi


_bongkar-bongkar slide buat uts malah nemu ini_

Abis browsing bahan BHP tentang malnutrisi terhadap elderly. Sesuatu yang sudah lama nempel di pikiran ya namun belum sempat tertulis karena ada hal lain yang sangat urgent harus ditulis yang tak lain dan bukan adalah skr**si. Tapi tugas BHP ini bener2 bikin flashback itu “pop out” dengan kuat.
Tak lain tak bukan tentang salah satu wanita perkasa yang ya kenal, seorang srikandi dan srikandi itu adalah wanita tua yang berumur lebih dari 77 tahun. Ya… Srikandi itu Nenek.
Nenek tabiang begitu beberapa kerabat memanggil beliau, tabiang dalam bahasa Minang berarti tebing, rumah nenek memang terletak agak tinggi, ya seperti di tepi tebing gitu deh. Nenek, dalam ingatan ya adalah seseorang yang ummi panggi l dengan panggilan ‘amak’. Dalam memori masa kecil, nenek adalah tempat paling senang dikunjungi untuk sekadar meminta cemilan atau es. Nenek sejak dulu berjualan di depan rumahnya yang terletak berdampingan dengan SMP. Nenek menjual berbagai macam makanan snack, alat tulis, dan es tentunya hal yang sangat disenangi anak-anak. Ya suka sekali minta es yang dibikin nenek, dan kemudian dimakan diam2 di pekarangan SMP agar tidak ketahuan ummi, dan akhirnya tetap ketahuan karena Wildan adik ya, malamnya langsung flu dan dengan polosnya dia menjawab kalau tadi diajak kakaknya makan es, padahal udah diwanta wanti makan es kali ini adalah rahasia kita berdua dan nenek.
Nenek sangat suka menggelitik cucu2nya dengan menciumi bertubi2 di leher. Itu bukan main gelinya saudara2, sampai sekarang ya merinding mengingat rasa geli itu, dan terekam jelas di benak ya bagaimana senangnya nenek melihat kami kegelian, dan tangan beliau yang sudah keriput sejak saya kecil akan mengelus2 rambut cucunya yang takut akan diciumi lagi. Dengan tangannya yang keriput itu nenek juga suka bercanda mengatakan bahwa ukuran wajah ya saat itu (hingga saat ini) hanya selebar telapak tangan nenek.
Nenek di usianya yang udah nenek2 ketika ya SD tidak pernah lupa hari ulang tahun ya.  setiap hari ulang tahun ya yang entah kenapa tiap tahunnya selalu ketika libur kenaikan kelas, nenek selalu datang  dengan pakaian khasnya menjinjing kresek hitam besar berisi hadiah ulang tahun yang berasal dari dagangannya. Ada buku dan alat tulis lengkap yang jumlahnya selalu bersisa setengah setelah dipakai selama setahun, ada berbungkus2 snack, plus ciuman yang menggelitik itu.
Dimana letak srikandinya? Nenek memang seorang srikandi di mata Yaya.
Berkunjung ke rumah nenek, berarti menambah jumlah neurotransmitter yang akan menyimpan sebentuk sejarah yang dibagi kan oleh nenek dengan suara nenek2nya. Kesempatan libur UAS kemaren yang hanya diberi 1 minggu oleh fakultas ya putuskan untuk pulang. Dengan waktu yang sempit Ummi sudah wanta-wanti agar ya gak kemana2 seperti liburan sebelumnya. Ya gimana gak mau kemana2, teman2 ya kebanyakan tidak ada di kampung, karena kebetulan ya sekolah di lokasi yang agak jauh dari rumah sejak SMP.
Intinya liburan kali ini ya gak boleh kemana2 dan gak boleh kembali jadi kepala suku para bocah2 sepupu yang lusinan dirumah. Pulang terakhir, butuh waktu satu minggu untuk membujuk mereka agar tidak tidur di kamar yaya. Tapi mereka dengan tampang sok bijaknya berkata ‘gak papa kak, kita mau tidur sama kakak sampai musim liburan selesai. Yang masih ngompol udah bawa popok kok’ katanya sambil mengacungkan popok untuk balita yang baru saja dibeli dengan bangga. Alhasil, untuk beberapa malam ya harus berkali2 terjaga karena di tendang dari sisi kiri dan dijadikan guling dari sisi kanan, dilanjutkan dengan mendorong mereka jauh2 dan kemudian mereka akan kembali lagi dalam posisi sebelumnya dalam waktu beberapa menit. Atau terpaksa harus mematikan TV lebih cepat, karena mereka dengan sok nya berkata. ‘gak papa kak, kita biasanya jam 12 masih bisa bangun kok”, sambil memperbaiki guling dan bantal dan bergaya menikmati bioskop transTV yang ya nonton, yang mereka sebenarnya belum mengerti ceritanya. Ya gak mungkin lah ya percaya, orang dianya udah sipit gitu gara2 ngantuk, ditambah lagi, sepupu yang lebih kecil baru aja tidur. Gak mungkin lah ya tetep nonton akhirnya jam 9 pm. Ya ikut tidur dengan mereka. -_-
Nah kenapa jadi cerita tentang mereka?
Lanjut ke nenek…
Waktu2 di rumah adalah waktu dimana pemulihan waktu tidur, waktu makan, waktu untuk memanjakan lambung, tak jarang hari-hari pertama di rumah merupakan hari yang paling menyenangkan untuk bermalas2an. Buat keluar rumah aja magernya minta ampun..  Dan kalau dalam waktu 24 jam ya masih tidak menampakkan wajah ke nenek, besoknya nenek yang akan berjalan ke rumah Cuma untuk melihat cucunya yang belum bertandang ke rumahnya sejak pulang dari rantau. Setiap hal itu terjadi, yang bisa saya lakukan hanya cengar cengir malu.
Liburan yang Cuma seminggu ini dan dijanjikan tidak akan kemana2 terlaksana. Sayangnya, meski ya gak malala kemana-mana, malah ayah ummi yang tiba-tiba sibuk di luar perkiraan, akhirnya selama liburan nenek sering nemenin yaya buat sekedar silaturahim ke rumah nenek yang lain (lho..) atau sekedar ke perkuburan suku yang disana terbaring keluarga2 dekat suku nenek, otomatis juga merupakan suku saya, melayu. Nenek yang emang dari awal memang sudah rajin kesana, jadi makin sering sejak kakek yang saya dan sepupu2 panggil dengan panggilan inyik dimakamkan disana. Inyik beristirahat diapit oleh 2 cucu laki2nya. Yang satu merupakan adik sepupu saya yang meninggal diusia 1 bulan dan satu2nya adik laki2 kandung saya yang meninggal akibat kecelakaan bermotor.
Saat di perkuburan nenek langsung mencabuti rumbut2 yang tumbuh disekitar pusara 3 orang tadi. Otomatis saya jadi ikut membantu, namun malunya saya setelah beberapa menit sudah capek duluan. Berkali2 curi pandang kearah nenek tapi beliau belum terlihat kecapean dan belum ingin berhenti sebelum matahari dhuha hilang.  Duh nek…. Usia saya masih seperempat umur nenek… tapi masih kalah kuat. Saat itulah kepikiran nenek itu wanita paling kuat yang pernah ya temui.
Nenek juga masih kuat ngasuh cucu yang lagi nakal2nya, berlari kesana kemari, masih kuat adu urat sama cucunya yang laki2 dan masih ABG. Porsi makanpun gak ada pantangan sama sekali seperti kebanyakan orang tua lainya, 2 kali lebih banyak daripada saya, masih rajin jalan pagi ke rumah saudara dan hebatnya lagi masih bisa baca koran tanpa kacamata. Gak kebayang betapa sehatnya pola hidup nenek di masa lalu. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

lagi , 48 menit dengan ummi…



Ngomong lewat handphone dalam waktu yang lama, Kebiasaan yang entah sejak kapan muncul, yang penting bukan sejak SMP karena teleponnya masih gantian buat seasrama. Dan sejak di bale, kebiasaan itu berkembang dengan pesatnya, dicurigai sih predispose factor-nya karena sekamar dengan orang-orang yang juga rajin menelepon orang tuanya dengan waktu yang lama. Kalau ada yang sudah asik ngomong dengan ibunya yang nun jauh di pulau sumatera, meski gak selalu tapi lumayan sering kita bertiga jadi sama2 menelpon dengan gaya dan logat masing-masing dengan satu bahasa, BAHASA MINANG, hahaha
Dan kemaren juga begitu, eh gak ding, yang ditelpon yaya sendirian, trus teman yang lagi nemenin makan jadi makan sendiri, sedang yaya makan sama ummi ditelpon… hehe kayaknya terlalu sering begitu deh…
Dan apa yang dibilang oleh Ummi saat itu intinya tentang bersyukur, risk factornya gara-gara ya cerita panjang sebelumnya tentang SOOCA ke ummi, etiologinya ummi emang suka membantu Yaya membuka pikiran lebih luas dengan cara bercerita yang panjanggg dan nyerempet kemana-mana.
Ummi cerita banyak hal, banyaaakkk sekali, salah satunya bersyukur dengan kenikmatan yang udah ya terima selama ini, keberadaan ayah dan ummi.
 Dari kecil ayah dan ummi juga udah sibuk, meski tidak sesibuk sekarang….. tapi lumayan dari kecil udah terbiasa ketemu ayah ummi, sore atau malam dan berpisah lagi paginya. Jadilah sepanjang siang setelah pulang sekolah sampai sore 2 bocah, yang notabene saya dan adik saya mengusai rumah, dengan bertengkar, bermain dan bertengkar lagi, dan diakhiri dengan duduk2 di beranda depan rumah menunggu ummi pulang seperti anak hilang.
Meski begitu ada hal yang ya sadari yang special di masa SD ya. Ayah hampir selalu ada dirumah setiap shalat. Minimal shubuh, maghrib , dan isya’. Selalu menjadi imam tiap shalat. Meski laki2 disunnahkan untuk shalat di mesjid, meski baru saja dinas di luar kota ayah selalu berusaha untuk sholat dirumah, mengimami keluarga kecil kami ,mengajari anak-anaknya untuk sholat, berzikir dan mengenal Allah. Hal ini ya berapa tahun belakangan, ternyata sangat special, tidak semua anak merasakannya. Sejak ya jauh dari rumah. Meski selepas SD ya lebih sering jamaah di mesjid karena emang di asramakan, sholat berjamaah di rumah dengan menjadi salah satu hal yang ya tunggu di rumah.
Saya kecil tidak pernah kehilangan sosok ayah dan ummi karena quality time yang mereka sediakan. Meski ya sadari ayah dan ummi gak hobi jalan-jalan jadi tiap liburan kami selalu menghabiskan waktu buat silaturrahim ke keluarga ayah di padang. soal bermain ke pantai, gunung, danau, atau Rajang (sungai) itu saya dengan adik lebih sering ikut rombongan sepupu2 sekaligus tetangga, berhubung ayah dan ummi lebih suka menghabiskan waktu senggang dengan istirahat di rumah. Ya, baru-baru ini saya sadari, itu adalah liburan yang paling menyenangkan bagi mereka setelah seminggu berkutat dengan segala kesibukan pekerjaan.
Dibalik semua itu, seperti semua anak lainya, bagi mereka orang tua mereka adalah orang tua terbaik di dunia. begitu juga dengan saya, ayah ummi adalah orang tua terbaik. yang menceritakan kisah lucu sebelum tidur, yang mengajari keberanian, ikhlas, syukur, kebahagiaan.
Dan sampai saat ini, mungkin… saya masih my daddy little girl. Masa pas ya bilang ke ayah kalau ntar siang mau main ke kebun binatang, pesan ayah.. ati-ati yo nak, jan paneh-paneh, beko damam. Mau gak mau denger ya meringis sendiri mendengar pesan itu. Merasa seolah diperlakukan kayak anak kecil. (ya iyalah mainnya aja ke bonbin). Padahal menurut slide lecture tahun lalu seharusnya saya  sekarang sudah adult, eh atau masih adolescent ya??  tapi kemudian ya sadar, Meski sangat sering ayah mengajarkan banyak hal untuk menjadi dewasa… mungkin bagi ayah tidak ada yang berubah, ya tetap anak gadis kecilnya yang, tidak boleh digigit seekor nyamuk pun….
TERIMA KASIH AYAH..
TERIMA KASIH UMMI…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

berjuang


(bdg,190112)

“semua orang menjalani hidup mereka dengan cara yang berbeda-beda”
Ada yang susah ada ada yang gampang…
Semuanya hanya berusaha untuk tetap bertahan dengan sebaiknya di dunia ini..
Meski tak nyata , meski tak abadi…
Tapi kehidupan sekarang bagaimanapun caranya harus dilalui dengan sebaiknya…
Dengan menjadi manusia sebaik manusia….
Sebagai apapun itu,
Pedagang tahu brontak yang memikul 2 bakul berat dibahunya…
Berjalan hati-hati menjaga keseimbangannya..
Agar 2 bakul itu tetap sempurna seimbang…
Meski berat, meski tertatih…
Mungkin ada banyak perut yang lapar menunggunya di rumah..
Mungkin ada pensil yang sudah pendek dan tumpul yang  ingin segera diganti…
Dia berjuang untuk itu..
Menahan pegal dan lelah, bahkan terik mataharipun ditantang dengan berani…
Karena itu dia berjuang untuk hidupnya…
Duhai…
Semua orang berjuang untuk hidupnya…
Bahkan bocah sepinggang dengan rambut pirangnya itu pun..
Ikut mencari sekeping receh untuk makanya
Bermodalkan gitar, suara cempreng yang mengesalkan dan mental baja..
Ia berkeliaran di jalan raya…
Mungkin mereka pernah mengeluh…
Kenapa mereka harus hidup seperti ini..
Mungkin mereka pernah mengeluh…
Kenapa takdir memilih mereka untuk menjalani hidup yang berkesusahan
Kenapa bukan mereka yang ditakdirkan untuk duduk nyaman didalam mobil ber-AC itu dan mengutuk kemacetan kota
Bukannya malah menantikan macet itu datang untuk menjajakan koran
Semua keluhan mereka pasti ada jawabannya…
Ada yang menemukannya dan ada yang dibutakan hatinya untuk menerima
Yang pasti manusia memang diciptakan berbeda-beda
Agar kita bisa saling mengenal
Agar kita bisa saling memberi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

nasehat dari ayah

Yaya sayang...

Yaya sayang... ayah masih sngat ingat, ketika pertama kali antar yaya ke Pesantren, sungguh sangat tidak tega meninggalkan yaya kecil yang baru saja tamat esde yang entah diuus oleh siapa, kecuali hanya tawakkal kepada Allah sehingga ayah dan umi mendapat keyakinan bahwa kami telah menitipkan anak kami ke tempat yang tepat. Alhamdulillah yaya kami berkembang wajar, apalagi yaya telah mampu menghafal juz 30, Alhamdulillah....

yaya, cium kepala dari ayah dan umi selepas mengucapkan salam kepada Rasul usai melafazkan zikri, baca sajadah ba'da magrib dan yasiin ba'da isya, adalah ciuman bermuatan doa ke pada Allah untuk kemuliaan kepalamu naaak...Alhamdulillah, yaya sejak esde kan bilang cita-citanya jadi dokter kan?.. Mudah-mudahan Allah berikan yang terbaik sebagaimana yang baik-baik telah yaya terima.. Allah berikan tempat pendidikan yang baik, pesantren sabihisma yang selalu menanamkan kejujuran dan kebaikan, ingat fatwa haram nyontek dipesantren? ingat yaya dilatih mengfala minimal tiga juz ayat ayat Allah? yaya ingat ustazah dewi dan ustazah lainnya, pak haji laki-laki tua pemilik pesantren yang membayarkan gaji untuk ustaz dan ustazah yaya? Nak jangan dilupan semua jasa guu-gurumu yang telah mengajarakan dan menanamkan kejujuran..Di SMA I Padang Panjang yang juga mengharamkan nyontek yaya mendapatkan pendidikan terbaik dan kebaikan yang berlimpah, kebaikan dan kebeningan hati pak yamin, ketawadduk an ustaz Idris Al Hafiz itu, pak Son dan guru-guru lainnya... nak... Mohon didoakan semua guru dan siapa saja yang telah berbuat baik untukmu.. .,, Mak Padang, Uniang, Incim, Uncu Win dan ante Titin yang antar Yaya ke Bandung, Mak Uwo dan pak Uwo dari Tanggerang, semoga kita semua dibimbing Allah...Yaya,,kini yaya sudah dewasa nakk.., sudah sangat tahu membeda yang baik dan yang buruk,selalulah berzikir dan membaca Alquran surat sajadah khususnya, salat tidak boleh lalai, selalulah berbuat baik pada semua orang,banyak-banyak istighfar, semoga hatimu yang bersih akan "mengkilap" sehingga hidayah akan selalu dicurahkan Allah untuk mu naak. Ayah dan Umi akan sangat bahagia...

(dikirim via fb)

yah.....
yaya speechless...
gak tau harus bilang apa...
hanya bisa bilang...
makasih ayah...

yaya hanya bisa mengusahakan sebaik mungkin
sebagai rasa syukur pada Allah
untuk ayah sebaik ayah
untuk ummi sebaik ummi
dan untuk wildan yang paling ya sayang


untuk keluarga besar yang selalu mendukung dan membantu...
untuk guru-guru yang mengajarinya tentang ilmu logika, kehidupan, dan ilmu akhirat.....
dan untuk doa-doa mereka, untuk harapan mereka, dan untuk kasih sayang mereka...


terimakasih ayah....
yaya sayang ayah....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

UMMI...

Ummi...
dulu ya pernah menyangka Ummi tidak tahu banyak tentang ya...


"bagaimana mungkin bisa?" tanya akal ya yang berpikir pendek, "hanya 12 tahun saya berada disamping Ummi secara penuh, selebihnya rumah hanya menjadi tempat tinggal kedua setelah asrama.
saya terpisah dengan Ummi sejauh jarak tempuh 3 jam perjalanan, hanya mendengar suaranya paling sering 1x seminggu melewati telepon yang makin lama makin jarang....


"saya tidak tumbuh remaja disamping Ummi, melalaui lebih banyak waktu bersama teman-teman sekolah, dari SMP, hingga SMA, bahkan semakin lama, jarak tempuh rumah dan tempat ya berada semakin jauh, ya tidak bisa pulang 1x sebulan seperti biasa, sekarang hanya bisa 1x 6bulan..."


"yaya pasti suka pakaian ini, cocok lhooo!", kata Ummi ketika membelikan ya sebuah baju, seperti biasa  ya langsung menolak(???), kekeuh bahwa baju ini bukan tipe baju kesukaan ya meski kata ummi cocok....karena saking seringnya yaya menolak baju yang Ummi belikan, ummi sampai kapok kalau membelikan pakaian kalau bukan yaya yang memilih sendiri...
namun, herannya hampir semua pakaian yang ummi pilihkan jadi pakaian favorite yang ya pake kemana-mana, sampai pakaian itu hancur dan tidak layak pakai lagi, meski gak semua yang ummi beliin yang jadi pakaian kesukaan ya, tapi the most of them!!


kebingungan pertama "bagaimana mungkin Ummi lebih tahu pakaian kesukaan ya dari pada yaya?"


"dont be like that my daughter!", bisik Ummi ya pelan, ketika ya merasakan ada kesal dalam hati yang kecil itu tehadap suatu...
Ya menatap Ummi dengan pandangan "Ummi kok bisa tau?", 


secara, selama ini hidup bersama dengan teman-teman, makan bersama, mandi bersama, belajar bersama, bermain bersama, ke pasar bersama, ke mesjid bersama, tapi tidak satupun dari mereka yang bisa menebak apa yang ya simpan dalam hati kecil ya.... "of course because u're my daughter".... sedalam itukah perasaan seorang ibu??? seorang ummi???


masih banyak hal menarik lainnya yang yaya temukan, bagaimana ummi lebih mengetahui karakter putrinya ini. dan kemudian yaya hanya berujar "Hah, emangnya yaya kayak gitu ya mi?", tanya yaya kaget.. sambil kembali memikirkan prilaku ya selama ini, karena selama ini teman-teman tidak pernah memberikan komentar serupa (di lingkungan asrama yaya dulu kita bisa tau bagaimana cara teman memandang kita) dan tebaklah,,, Ummi lagi-lagi benar....


Ummi....
ternyata ya salah besar....
mengira ummi tidak terlalu mengenal ya...
sekarang yaya bahkan mengira ummi memasang CCTV di kamar ya, atau menyewa mata-mata untuk menyelidiki yaya, sebab tebakan ummi ditelpon hampir selalu benar...


"lho kok begadang sayang? ngerjain tugas apa? kok harus begadang selama itu,, memangnya pas lagi begadang selain ngerjain tugas ada selingannya gak? kayak baca, novel, main game,........" dalam hati lagi-lagi ya berujar.."kok ummi tau sih?"


sampai sekarang, yaya masih belum mengerti indra apa yang membuat ummi mengerti yaya jauh daripada diri yaya sendiri, mungkin itulah yang disebut firasat seorang ibu.... or whatever


Ummi.... yaya sayang ummi karena Allah, semoga Allah juga menyayangi ummi seperti ummi menyayangi yaya..
Aamiin....


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

niatkan saja untuk ibadah

senin, 28 maret.

salah seorang sahabat ngajakin buat menfotocopy case review angkatan senior, ini sudah 2 minggu menjelang UTS semester 2. meski  tidak ada desakan SOOCA, pada UTS sistem, tetap saja kalau tidak disiapkan dari sekarang nanti bakalan ketar ketir di Ujian akhir tahun, begitu kara dr. Najwa, yang benar-benar care dengan akademik mahasiswa.

sipsipsip, akhirnya saya dengan husna, sebut saja namanya begitu pergi ke fotokopian saat jam istirahat siang. yaya yang saat itu sudah mengendong laptop 14 inch di ransel, mengeluarkan buku soal willian obstestrik agar beban ransel sedikit berkurang. karena ini hari senin, sedang nanti akan ada ta'lim yang biasanya baru kelar setelah azan -maghrib berkumandang maka saya dengan husna ngacir dulu sebentar ke sabar subur, toko serba ada terdekat dan membeli minuman buat cadangan buka puasa.dan saat itulah si william obstestrik yang baru dikeluarkan dari tas ketinggalan dan yang punya tidak ingat sampai sore dan masuk ke ruangan ta'lim.

"yah soal william ya ilang..... " kata-kata itu ya ulang sambil mengingat kembali perjalanan yaya dengan si buku sesiangan tadi. makin dipikir makin bete... arhhhh.. ittu buku belum diapa-apain masak harus ilang begitu saja.... #nggak rela kalau si buku belum bagi-bagi ilmu ke yaya, tapi udah ilang duluan karena kelalaian yaya.

oh iya sabar-subur..... samar-samar ya ingat bagaimana yaya meletakkan si william di atas rak kaca ketika merogoh dompet dalam tas yang berat tadi, bergegas ya turun dari ruangan ta'lim yang di lantai dua gedung fakultas, berjalan dalam kesal menuju toko tadi yang berlokasi diluar kampus."ihhh kok harus ketinggalan sih,,, kan capek harus bolak balik keluar, mana puasa lagi" gerutu hati yang tak sabar itu...

sesampainya di toko, william masih nangkring dengan santainya di atas rak kaca tadi, ada sedikit rasa lega, ternyata william emang nongkrong disana "teh, buku saya tadi ketinggalan" ujar saya pendek, menyambar si William dan pergi secepat mungkin, entah kenapa kenapa masih kesal dengan peristiwa itu. emang sih endometrium sekarang sedang dalam secretory phase, esterogen-progesteron lagi rame-ramenya, seharusnya saya bisa mengendalikan kondisi psisiologis ini , tapi tetep aja BeTeeee....

di jalan menuju kampus, saya bertemu dengan teh imuuun..
teteh yag sering di undang ke acara keputrian keluarga mesjid kampus. orang sekampung, yang sangat mengispirasi....

"teteh..", sapaku ramah, lumayan ada teman untuk menempuh perjalanan sekitar 10 meter.
"assalamu'alaikum", duh mengingatkan saya yang sering lupa mengucap salam saat bertemu. seringnya bilang 'hai', 'hello', 'teteh', atau menyapa si empunya nama. di kampus kalau ketemu sama akhwat biasanya ngucap salam sambil cipika-cipiki akrab.
"mau kemana", tanya teh imun lembut,
"ke kampus teh, ini mau ada acara ta'lim, teteh kemana?", tanyaku penasaran, inikan udah 4.30 bukan jam kuliah lagi. atau jangan-jangan teh imun yang bakalan ngisi ta'lim aktifasi otak tengah sore ini kok, agak beda dari biasanya ya?
"ah, gak kok ada mahasiswa yang butuh bertemu, jadi bikin janji sekarang", jawab teteh itu ketika ya menanyakan perihal ta'lim asy-syifa.
"jadi sekarang mau ke Fikom teh?", tanyaku mengingat teteh ini dosen fikom.
"iya", jawab teteh mantap
"nggak naik ojek teh?", tanyaku mengingatkan siapa tau teh imun lupa, kalau fikom lumayan jauh.
"gak, biasanya juga jalan kaki kok kalau pagi, tapi sekarang udah sore, tenaga udah abis.... hmm nyesel juga jalan kaki", cerita tetehnya setelah kita meninggalkan pangkalan ojek di dekat gerbang kampus.
"tapi kalau udah kayak gini, kita niatkan ibadah saja kan, biar lebih enak", celetuk teh imun...
deggggg...
tiba-tiba ingat perasaan kesal tadi yang begitu menggebu-gebu.....
aduhhhh...... ada yang menyentil bagian yang penuh emosi itu...
coba kalau tadi ya gak pake kesal, ngambil bukunya, siapa tau tiap langkah tadi di hitung ibadah.....
coba..kalau tadiiii....

aduh teh saya jadi spechless nihhhh...
Allah terima kasih atas peringatannya...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS